Sebuah video viral menunjukkan seorang penumpang speedboat non-reguler tujuan Kabupaten Tana Tidung (KTT) mengeluhkan pelayanan saat berangkat dari Pelabuhan SDF Tarakan. Ia menyoroti dugaan praktik percaloan, harga tiket yang dinaikkan, hingga standar keselamatan (SOP) yang diabaikan.
"Aku ingin bercerita pengalaman kurang menyenangkan selama perjalanan dan membeli tiket di pelabuhan SDF. Saya bilang calo karena bukan di jalur resmi atau di loket resmi," ujar pria tersebut dalam video.
Oknum tersebut memberitahu bahwa tiket di loket resmi sudah habis dan tutup. Penumpang itu kemudian mengeluhkan harga tiket yang dinaikkan serta armada yang tidak sesuai. Penumpang juga tidak diberikan pelampung sesuai SOP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tiket dari harga Rp 235 ribu dikasih naik jadi Rp 250, beda juga speed-nya. Apalagi speed-nya overload dan kami tidak diberikan pelampung," ungkapnya kesal.
Menanggapi keluhan yang viral tersebut, Sekretaris Asosiasi Speedboat non Reguler Karya Bersama Kota Tarakan Bahtiar mengklarifikasi bahwa speedboat yang dinaiki penumpang tersebut sebenarnya memiliki rute tujuan Malinau, bukan KTT.
"Sebenarnya, rute speedboat tersebut tujuan Malinau, bukan KTT. Tapi karena penumpangnya masih berkurang, itu sebabnya penumpang tujuan KTT ditawarkan untuk naik speed tersebut karena satu jalur," jelas Bahtiar.
Terkait kenaikan harga, Bahtiar menyebut ada ongkos tambahan untuk bahan bakar (BBM) karena speedboat harus singgah sehingga membuat deviasi rute ke KTT, yang bukan tujuan utamanya.
"Mereka juga sempat menanyakan penumpang terkait tambahan ongkos dan hal tersebut disetujui dengan ongkos penambahan menjadi Rp 15 ribu. Tiket biasanya Rp 235 ribu menjadi Rp 250 ribu," paparnya.
Bahtiar juga membantah tudingan bahwa speedboat tersebut kelebihan kapasitas (overload). Menurutnya, speedboat itu telah mengikuti peraturan menggunakan dua mesin dan tidak melebihi kapasitas.
Soal pelampung, Bahtiar menegaskan bahwa fasilitas keselamatan itu tersedia. Namun, ia menyebut penumpang sendiri kerap mengabaikan penggunaan pelambung.
"Jadi untuk masalah pelampung ada tersedia di rak yang berada atas kepala penumpang. Cuma ada banyak penumpang malas menggunakan pelampung dengan berbagai macam alasan," tegasnya.
Bahtiar mengakui bahwa kondisi cuaca pada hari kejadian memang kurang bersahabat. Namun, ia menilai kondisi berbahaya yang dirasakan penumpang tidak sepenuhnya tepat, mengingat rute ke Malinau sebagian besar merupakan perairan sungai.
"Intinya perjalanan kemarin itu aman," tutupnya.
Simak Video "Video Aksi Pengejaran Speedboat Bawa 168 Ribu Batang Rokok Ilegal di Batam"
[Gambas:Video 20detik]
(des/des)
