Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyebut adanya kelangkaan ahli gizi seiring masifnya program Makan Bergizi Gratis (MBG). Di Kalimantan Utara (Kaltara), sejumlah ahli gizi justru resign hingga menyebabkan program MBG lumpuh di sejumlah wilayah.
Seperti di Kabupaten Malinau, Sebatik Timur Nunukan dan Tarakan Barat, sejumlah ahli gizi mundur dari posisinya. Kekosongan tenaga ahli gizi dikeluhkan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) di Kaltara.
"Selain di Tarakan Barat dan Malinau, Sebatik Timur juga mengalami hal serupa. Program MBG di sana juga terhambat," kata Kepala Regional SPPI Kaltara, Aji Sanjaya, saat dihubungi detikKalimantan, Minggu (16/11/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu kasus adalah berhentinya program MBG untuk ribuan siswa di Kelurahan Karang Anyar, Tarakan, sejak 3 November 2025 karena ahli gizi yang mengundurkan diri. Kini pihaknya masih mencari ahli gizi pengganti.
Disinggung lebih lanjut mengenai penyebab pengunduran diri ahli gizi di Kaltara dan kemungkinan adanya masalah gaji atau masalah lain, Aji Sanjaya mengaku tidak dapat memberikan keterangan spesifik.
"Berdasarkan surat resign-nya, tidak dijelaskan penyebabnya apa. Kami tidak mendapat keterangan resmi dari yang bersangkutan," ujarnya.
Terpisah, Kepala SPPG Batu Lidung Malinau, Anugrah Jalung, terpaksa mengambil keputusan berat menghentikan layanan MBG untuk siswa di 7 sekolah mulai Rabu, 12 November 2025. Anugrah mengkonfirmasi bahwa penghentian ini murni karena tidak adanya tenaga profesional di bidang gizi.
"Iya betul, terhenti mulai Rabu 12 November. Karena kekosongan ahli gizi," ujar Anugrah, Kamis (13/11/2025).
Langkah ini diambil, demi menjaga standar program. Tanpa ahli gizi, pihaknya tidak bisa menjamin kualitas, standar, dan keamanan pangan yang akan dikonsumsi para siswa.
"Kami mohon pengertian dari semua pihak bahwa langkah ini diambil semata-mata demi menjaga standar gizi dan kesehatan anak-anak," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan bahwa profesi ahli gizi kini menjadi langka secara nasional seiring masifnya program MBG. Karena sulit dicari, pihaknya berencana memperluas bidang pendidikan yang bisa mengisi pekerjaan ini.
"Di setiap SPPG kita tempatkan ahli gizi yang sekarang mulai langka. Tadinya ahli gizi agak sulit mencari pekerjaan, sekarang menjadi salah satu profesi yang langka," kata Dadan dilansir detikNews, saat berada di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/11/2025).
"Dan mungkin kita sudah akan mengarah kepada profesi lain, atau keilmuan lain yang masih terkait contohnya, kesehatan masyarakat (kesmas) dan juga teknologi pangan atau processing pangan," tambahnya.
Simak Video "Video: Polisi Selidiki Kasus Belasan SD di Palembang Keracunan MBG"
[Gambas:Video 20detik]
(bai/bai)
