Tak Ada Pasar, Warga Perbatasan Labang Lebih Pilih Belanja ke Malaysia

Tak Ada Pasar, Warga Perbatasan Labang Lebih Pilih Belanja ke Malaysia

Oktavian Balang - detikKalimantan
Selasa, 11 Nov 2025 18:59 WIB
PLBN Labang, Kabupaten Nunukan.
Bangunan PLBN Labang. Foto: Istimewa/PLBN Labang
Nunukan -

Di balik megahnya bangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Labang di Nunukan, Kalimantan Utara, tersimpan fakta miris terkait kedaulatan ekonomi.

Warga setempat kini lebih memilih berbelanja kebutuhan pokok ke negara tetangga, Malaysia, karena akses yang terlalu sulit dan biaya yang mahal untuk mencapai pasar domestik Indonesia.

Administrator PLBN Labang, Siprianus Padapili, membeberkan bahwa alasan utama ketergantungan warga adalah faktor geografis dan ekonomi yang kontras. Perjalanan ke desa terdekat di Malaysia, Pos Bantul, hanya memakan waktu 5 menit melalui jalur sungai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk ke Malaysia kita hanya butuh 5 menit untuk ke Pos Bantul," ujar Siprianus kepada detikKalimantan.

Kontrasnya, untuk mencapai Mansalong yakni ibu kota Kecamatan yang menjadi pusat ekonomi di Indonesia, warga harus menempuh perjalanan air selama 2 hingga 3 jam.

Mahalnya biaya transportasi semakin memperparah ketergantungan ini. Menurut Siprianus, biaya charter perahu untuk sekali jalan ke Mansalong bisa mencapai Rp 5-7 juta. Uang sebanyak itu harus dihabiskan hanya untuk bepergian, bukan untuk belanja.

"Kalau di Labang ini ya sama kebanyakan itu masyarakat di sini Indonesia ambil barangnya dari Malaysia. Itu faktor yang pertama. Karena yang pertama murah. Yang kedua karena lebih dekat," kata dia.

Siprianus pun berharap pemerintah juga membangun fasilitas pendukung yang bisa mendongkrak ekonomi domestik.

"Kalau bisa ada pasar perbatasan di Labang. Warga tidak perlu ke Mansalong yang dia butuhkan kasih keluar uang antara Rp 3-5 juta untuk transportasi. Uang itu dia langsung belanjakan di sini saja," harapnya.

Siprianus berharap, jika pasar perbatasan hadir, perputaran uang dan aktivitas ekonomi bisa terjadi di Labang, mencegah uang rupiah lari ke Malaysia, sekaligus menghentikan ironi pembangunan di perbatasan.

PLBN Labang sendiri sudah diresmikan sejak 2 Oktober 2024, namun hingga kini akses darat menuju lokasi tersebut belum tersedia.




(aau/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads