Kepolisian memastikan pelaksanaan acara Indonesian Night Market di Kecamatan Air Upas, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar) ditutup. Penutupan ini buntut dari insiden robohnya wahana rainbow slide yang menyebabkan lima anak-anak dan satu kru menjadi korban.
Kapolres Ketapang AKBP Muhammad Harris melalui Kasi Humas Iptu Niptah Alimudin mengatakan, penutupan ini sifatnya hanya sementara sampai waktu yang belum ditentukan.
"Dengan adanya kejadian tersebut permainan wahana di pasar malam tersebut sementara ditutup. Dikarenakan dalam rangka olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) serta adanya kerusakan dengan sarana permainan tersebut," terang Niptah kepada detikKalimantan, Minggu (19/10/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepolisian saat ini masih melakukan penyelidikan lebih dalam terkait robohnya rainbow slide. Lokasi robohnya wahana ini pun sudah dilintangi garis polisi atau police line. Pengelola pasar malam segera dipanggil untuk diperiksa terkait kejadian ini.
"Kami masih mendalami penyebab ambruknya wahana. Kami akan memanggil penanggung jawab wahana permainan untuk dimintai keterangannya termasuk saksi-saksi di lapangan," tegasnya.
Dalam insiden robohnya wahana permainan anak ini terdapat enam korban. Lima anak-anak dengan kondisi luka yang cukup parah dan satu orang dewasa yang kakinya patah.
Insiden ini terjadi pada malam pembukaan atau malam pertama dihelatnya pasar malam dari Indonesian Night Market, Sabtu (18/10/2025) sekira pukul 20.00 WIB.
Penanggung jawab Indonesia Night Market Akbari Alexander menyatakan siap bertanggung jawab penuh atas insiden ambruknya rainbow slide ini.
"Kami akan bertanggung jawab secara penuh," katanya kepada sejumlah wartawan di lokasi kejadian.
Sesaat kejadian, kata dia, pihaknya langsung mengevakuasi para korban dan membawa mereka ke fasilitas kesehatan terdekat setelah kejadian. Sebagian korban kemudian dirujuk ke rumah sakit di Kota Ketapang untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
"Para korban sudah dibawa ke rumah sakit terdekat, dan beberapa dirujuk ke Kota Ketapang," ujar pria yang akrab disapa Inyong ini.
Menurut Inyong, berdasarkan laporan dari kru di lapangan, peristiwa tersebut terjadi karena wahana mengalami kelebihan beban akibat banyaknya pengunjung yang naik secara bersamaan.
"Sebenarnya wahana ini diperuntukkan untuk anak-anak, maksimal lima orang sekali main. Tapi tadi orang tua dan pendamping ikut naik, bahkan ada yang naik ke bagian tangga atas untuk mengambil foto dan video. Akibatnya, besi penyangga tidak kuat menahan beban," katanya.
Ia menambahkan, antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap wahana baru tersebut membuat kru di lapangan kewalahan mengatur antrean dan jumlah pengunjung yang ingin menaiki wahana.
"Karena ini pertama kali ada di sini, pengunjung ramai sekali. Kru kami sudah memberi imbauan dan membatasi, tapi situasi sempat sulit dikendalikan," kata dia.
(bai/bai)