Dikritik soal Dana Perayaan HUT Malinau, Bupati: Artis Ibu Kota Dibayar CSR

Dikritik soal Dana Perayaan HUT Malinau, Bupati: Artis Ibu Kota Dibayar CSR

Oktavian Balang - detikKalimantan
Selasa, 30 Sep 2025 13:45 WIB
HUT Malinau 2024
Perayaan HUT Malinau 2024/Foto: Oktavian Balang/detikKalimantan
Malinau -

Pemkab Malinau menjadi sorotan di media sosial usai viral posting-an akun Kaltara A1 yang mengkritik alokasi anggaran sebesar Rp 8,5 miliar untuk perayaan HUT dan festival budaya Irau.

Anggaran tersebut dinilai sebagai pemborosan dan mengabaikan instruksi Mendagri tentang efisiensi. Bupati Malinau Wempi Wellem Mawa pun angkat bicara menanggapi kritik tersebut.

Wempi memberikan penjelasan lengkap mengenai duduk perkara alokasi anggaran dan tujuan di balik perhelatan akbar tersebut. Polemik bermula dari narasi yang dibangun di media sosial, membandingkan Malinau dengan daerah lain seperti Kutai Kartanegara yang menggelar makan besar bersama rakyat, dan Berau yang membatalkan panggung hiburan untuk dialihkan ke pembagian sembako.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wempi menegaskan acara yang digelar bukan sekadar perayaan HUT, melainkan sebuah festival budaya dua tahunan yang telah terjadwal bernama Irau. Menurutnya, acara ini adalah wujud penghormatan terhadap adat dan budaya lokal.

"Pesta rakyat pasti sumber dananya datang dari pemerintah. Secara khusus acara Irau Malinau dilakukan dua tahunan. Saat ini kita berbicara, adat istiadat yang ada. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung," terang Wempi.

HUT Malinau 2024Perayaan HUT Malinau 2024/ Foto: Oktavian Balang/detikKalimantan

Bupati Malinau menjelaskan Irau dirancang sebagai wadah pendidikan dan toleransi. Selain menampilkan kebudayaan asli suku-suku di Malinau, acara itu juga memberikan panggung bagi paguyuban-paguyuban dari berbagai daerah lain yang ada di Malinau untuk memperkenalkan budaya mereka.

"Kami memberi peran kepada masyarakat adat di Kabupaten Malinau untuk menampilkan tradisi, budaya dan kesenian agar masyarakat yang datang dan hidup di Malinau dapat mengenal baik terkait tradisi yang ada. Kami juga memberikan ruang kepada sodara paguyuban untuk memperkenalkan budayanya kepada masyarakat Malinau," ucapnya.

Lebih dari itu, Wempi optimistis festival ini akan menjadi motor penggerak ekonomi lokal, terutama bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

"Melalui kegiatan Irau ini, kita akan hadirkan UMKM dengan produk-produk capaian yang mereka capai. Kami ingin membangun, membangkitkan peluang dan ekonomi yang ada di sana. Kami optimis bahwa apa yang kami lakukan terbukti dan berdampak kepada masyarakat kita," ujarnya.

Wempi menerangkan Irau tak sekadar berbicara ulang tahun semata, melainkan memiliki pesan budaya. Ia menegaskan acara yang akan berlangsung 7-26 Oktober bukanlah untuk berfoya-foya.

"Ini acara sudah terjadwal dan dipersiapkan sedemikian jauh hari. Kegiatan ini juga bukan hanya acara ulang tahun semata, ini acara budaya," Bebernya.

Salah satu poin krusial yang diklarifikasi Wempi adalah soal sumber pendanaan untuk mendatangkan artis dari ibu kota. Ia dengan tegas menyatakan dana untuk artis tidak berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

"Saya perlu ingatkan dan tegaskan kepada kawan-kawan, bahwa hiburan artis dari ibu kota bukanlah dana APBD. Ini CSR dan saat ini sedang berproses," ungkapnya.

Ia menjelaskan biaya untuk artis tersebut ditanggung pihak ketiga melalui skema Corporate Social Responsibility (CSR) yang dikoordinasikan oleh panitia "Ini kan APBD yang memang kita peruntukan untuk rakyat Malinau. Tapi untuk memanggil artis dari CSR ya, dari CSR. Kami menggunakan CSR lewat panitia," terangnya.

Di akhir wawancara, Bupati Wempi mengimbau agar media melakukan klarifikasi terlebih dahulu sebelum menyebarkan informasi.

"Tolong, agar teman-teman media harus fair. Setidaknya konfirmasi sebelum menerbitkan berita," pungkasnya.




(sun/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads