Jumlah korban keracunan makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar) bertambah menjadi 25 orang. Terdiri atas 24 siswa dan seorang guru SDN 12 Benua Kayong.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ketapang, dr. Feria Kowira menyampaikan perkembangan kasus bersama Tim Satgas MBG saat berada di RSUD dr. Agoesdjam Ketapang. Dia menyebut ada penambahan pasien pada Rabu (24/9) malam.
"Ada penambahan delapan pasien tadi malam. Sehingga total yang ditangani menjadi 25 orang," jelas Feria.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Feria, setelah mendapat penanganan tim medis, sebanyak 22 pasien dinyatakan membaik dan diperbolehkan pulang. Tinggal tiga pasien yang masih menjalani perawatan. Ketiganya mengeluh demam, sakit perut, dan mual.
"Untuk 22 pasien lainnya sudah pulang, termasuk satu orang guru. Sedangkan yang tiga masih dirawat," beber Feria.
Perawatan Gratis
Feria memastikan seluruh biaya perawatan pasien keracunan MBG di RSUD dr. Agoesdjam ini ditanggung Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang.
"Gratis sampai sembuh. Jika ada anak yang masih mengalami gejala keracunan, segera bawa ke Puskesmas atau RSUD Agoesdjam," ungkapnya.
Terkait penyebab keracunan, kata Feria, Dinkes Ketapang telah mengirimkan sampel makanan kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kalimantan Barat untuk dilakukan uji laboratorium.
"Sampel sudah kami kirim pagi tadi, hasilnya masih menunggu dari BPOM," tutup Feria.
Dugaan Penyebab Keracunan
Keracunan ini diduga berasal dari ikan hiu yang dijadikan salah satu menu dalam MBG. Menurut Kepala Regional MBG Kalbar Agus Kurniawi, menjadikan ikan hiu sebagai menu Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah kelalaian serius pihak dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
"Soal menu ikan hiu, itu murni kesalahan dan keteledoran dari SPPG kami. Mereka tidak teliti memilih menu. Ikan hiu itu dibeli dari TPI Rangga Sentap, produk lokal," ujarnya.
Ia menegaskan, menu ikan hiu tersebut merupakan makanan tak lazim untuk dikonsumsi dalam hidangan MBG sehingga sama sekali tidak pantas diberikan kepada anak-anak.
"Harusnya menu yang dipilih itu yang digemari siswa. Anak-anak jarang sekali mengonsumsi ikan hiu. Bisa saja ikan hiu ini memiliki kandungan merkuri. Itu yang sangat saya sesalkan kemarin," kata Agus.
Agus menambahkan bahwa menu ikan hiu itu justru direkomendasikan ahli gizi di dapur. Ahli gizi tersebut merupakan rekrutan lokal lulusan sarjana gizi.
"Saya sempat marah ke ahli gizi. Dia sudah meminta maaf dan mengakui kalau hal tersebut murni keteledoran," tegasnya.
Simak Video "Video: 173 Siswa SMP di Rembang Diduga Keracunan MBG"
[Gambas:Video 20detik]
(des/des)