Dalam Keracunan MBG di Ketapang, Menu Ikan Hiu yang Paling Disesalkan

Round-up

Dalam Keracunan MBG di Ketapang, Menu Ikan Hiu yang Paling Disesalkan

Tim detikKalimantan - detikKalimantan
Kamis, 25 Sep 2025 07:00 WIB
Kasus 16 siswa SDN 12 Benua Kayong di Kabupaten Ketapang, Kalbar keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) masih didalami dan diinvestigasi petugas regional. Dugaan sementara, penyebab siswa keracunan adalah jenis menu yang disediakan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Dapur Mitra Mandiri 2.
Menu MBG yang disebut bikin 16 siswa SD di Ketapang keracunan/Foto: Istimewa (dok Regional MBG Kalbar)
Ketapang -

Keracunan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar) diduga sebagai dampak dari keteledoran ahli gizi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Mereka dinilai teledor memilih ikan hiu sebagai menu MBG. Itu seperti yang disampaikan Kepala Regional MBG Kalbar Agus Kurniawi.

Agus datang ke Ketapang sehari setelah adanya kasus keracunan di SDN 12 Benua Kayong. Secara terbuka ia menyoroti ikan hiu sebagai menu MBG.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Soal menu ikan hiu, itu murni kesalahan dan keteledoran dari SPPG kami. Mereka tidak teliti memilih menu. Ikan hiu itu dibeli dari TPI Rangga Sentap, produk lokal," ujarnya kepada wartawan, Rabu (24/9/2025).

Menurut Agus, menu ikan hiu tak lazim dikonsumsi dalam MBG. "Harusnya menu yang dipilih itu yang digemari siswa. Anak-anak jarang sekali mengonsumsi ikan hiu. Bisa saja ikan hiu ini memiliki kandungan merkuri. Itu yang sangat saya sesalkan kemarin," kata Agus.

Agus menyebut menu ikan hiu direkomendasikan ahli gizi di dapur SPPG. Ahli gizi tersebut merupakan rekrutan lokal lulusan sarjana gizi.

"Saya sempat marah ke ahli gizi. Dia sudah meminta maaf dan mengakui kalau hal tersebut murni keteledoran," tegasnya.

Ahli gizi MBG sejatinya menyusun menu dengan komposisi 30 persen protein, 40 persen karbohidrat, dan 30 persen serat. Namun dalam praktiknya terjadi pengabaian standar.

"Target itu wajib dipenuhi dalam setiap hidangan," ujarnya.

Nasib Dapur SPPG

Jika hasil investigasi membuktikan makanan dari MBG sebagai penyebab keracunan, maka Dapur SPPG yang berada di bawah naungan Yayasan Adinda Karunia Ilahi akan ditutup permanen.

"Kalau tidak terbukti, kami tetap akan melakukan evaluasi bersama BGN. Kepala SPPG tetap kami nonaktifkan hingga waktu yang belum ditentukan," tegas Agus.

Maaf dan Janji dari MBG Kalbar

Terlepas dari itu, Agus menyampaikan permintaan maaf sedalam-dalamnya kepada masyarakat. Ia berjanji keracunan MBG seperti di Ketapang tak akan terulang.

"Kami minta maaf. Kami berjanji akan menerapkan zero accident. Kejadian ini akan kami jadikan bahan evaluasi untuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang lainnya di Kalbar, agar tidak terulang yang sama lagi," kata Agus usai menjenguk siswa SDN 12 Benua Kayong di RSUD dr. Agoesdjam, Rabu (24/9/2025).

Agus menjelaskan dapur SPPG yang sudah mendapatkan surat keputusan di Kalbar sebanyak 211 SPPG, yang tersebar di 14 kabupaten/kota. Total penerima manfaat sebanyak 498.875 jiwa.

Sedangkan di Ketapang terdapat 22 dapur SPPG dan melayani 2.000-3.500 penerima manfaat per dapur. Ke depannya, jumlah penerima manfaat akan dibatasi maksimal 2.000 jiwa, agar kualitas layanan tidak dikorbankan.

"Harapannya kualitas pelayanan meningkat. Masak juga akan disesuaikan untuk mencegah makanan basi. Untuk makan siang dimasak pagi, sedangkan makan pagi dimasak sejak subuh sekitar pukul 03.00 WIB," jelas Agus.




(sun/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads