Pengelola Yayasan Adinda Karunia Ilahi meminta maaf atas dugaan keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dialami belasan siswa dan guru SDN 12 Benua Kayong, di Kabupaten Ketapang, Kalbar. Yayasan berjanji akan melakukan evaluasi dan meningkatkan kualitas pelayanan.
"Kami memohon maaf atas kejadian ini. Peristiwa ini menjadi perhatian serius dan akan segera kami evaluasi menyeluruh terhadap seluruh perangkat dapur yang bertugas," ujar Pengelola Yayasan Adinda Karunia Ilahi, Hefni Maulana, Senin (23/9/2025).
Sebelumnya, ada 16 siswa dan seorang guru SDN 12 di Kecamatan Benua Kayong yang diduga mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Dapur Mitra Mandiri 2 Mulia Kerta yang dikelola Yayasan Adinda Karunia Ilahi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejadian ini sempat menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat. Namun pihak yayasan menegaskan agar publik tetap tenang dan menunggu hasil resmi uji sampel dari otoritas kesehatan.
"Kalaupun benar keracunan, seharusnya semua siswa yang mengonsumsi makanan itu terdampak. Jadi kita belum bisa langsung memvonis. Karena itu, mari kita tunggu hasil investigasi resmi," jelasnya.
Hefni menjelaskan, dari total 3.474 penerima manfaat di 24 sekolah mulai dari jenjang PAUD hingga SMA, hanya 16 siswa dan satu guru dari satu sekolah di Benua Kayong saja yang mengalami gejala. Sementara itu, sekolah lain yang juga menerima makanan dari dapur yayasan tidak melaporkan adanya kasus serupa.
Ia menegaskan penanganan terhadap siswa dan guru dilakukan secara cepat. Pihak sekolah langsung berkoordinasi dengan tenaga medis sehingga kondisi korban bisa segera ditangani
"Alhamdulillah penanganan cepat dilakukan, sehingga kondisi siswa dapat ditangani dengan baik," tambahnya.
Hefni juga meminta masyarakat tidak membesar-besarkan kasus ini maupun menyebarkan informasi yang belum jelas sumbernya. Karena, kata dia, kejadian ini akan dijadikan pelajaran.
"Insiden ini bersifat terbatas, segera ditangani, dan tidak mencerminkan keseluruhan program MBG (Makan Bergizi Gratis) yang selama ini berjalan baik. Kami akan menjadikan kejadian ini sebagai evaluasi berharga agar lebih baik ke depan. Keselamatan dan kesehatan siswa adalah prioritas utama kami," tegas Hefni.
Menurutnya, faktor lain seperti alergi makanan maupun kondisi kesehatan tertentu pada siswa juga bisa menjadi penyebab. Untuk memastikan, itu, yayasan menunggu hasil investigasi dari pihak berwenang.
Hefni juga menegaskan kesiapan yayasan bekerja sama penuh dengan Dinas Kesehatan dan instansi terkait untuk meneliti sampel makanan serta melakukan evaluasi.
"Kami sangat terbuka terhadap evaluasi dan siap memperbaiki sistem jika ditemukan kekurangan. Tujuan utama kami adalah memastikan keamanan dan kenyamanan seluruh penerima manfaat," kata Hefni.
Dia berharap kasus ini tidak menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap program MBG yang telah dirasakan manfaatnya oleh ribuan siswa.
"Selama ini ribuan siswa setiap hari mendapat layanan makan bergizi. Insiden ini tidak boleh menutup mata kita terhadap manfaat besar yang sudah dirasakan banyak pihak," ujarnya.
Simak Video "Video: 173 Siswa SMP di Rembang Diduga Keracunan MBG"
[Gambas:Video 20detik]
(des/des)