Belasan siswa SDN 12 Benua Kayong, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar) yang diduga keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) masih dirawat di RSUD dr. Agoesdjam Ketapang. Orang tua siswa minta pemerintah segera evaluasi program ini.
Asri Yani, salah satu orang tua siswa SDN 12 Benua Kayong, mengaku panik setelah mengetahui anaknya muntah di sekolah hingga harus dilarikan ke rumah sakit.
"Saya kaget waktu dapat kabar anak saya muntah di sekolah. Sekolah langsung membawa ke rumah sakit. Jujur saya panik dan takut terjadi apa-apa pada anak saya," ucapnya saat mendampingi sang anak di RSUD dr. Agoesdjam Ketapang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini bukan kejadian pertama di Kalimantan Barat. Asri pun meminta pemerintah daerah segera mengevaluasi program MBG, termasuk mengawasi pengelolaan makanan di dapur SPPG.
"Kami sebagai orang tua berharap dapur penyedia makanan diawasi ketat. Jangan sampai anak-anak kami jadi korban lagi akibat kelalaian," tegas Asri.
Hingga berita ini ditayangkan, pihak sekolah bersama tenaga medis masih terus memantau kondisi siswa yang menjalani perawatan di RSUD dr. Agoesdjam Ketapang.
Sebelumnya, ada 16 siswa mengeluhkan gejala muntah dan sesak napas usai menyantap makanan MBG pada Selasa (23/9/2025) siang. Mereka sempat mendapat perawatan di sekolah. Karena kondisinya semakin mengkhawatirkan, para siswa dirujuk ke puskesmas, sebelum akhirnya dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. Agoesdjam Ketapang.
Kepala SDN 12 Benua Kayong Dewi Hardina mengaku mencurigai kondisi menu yang dikonsumsi siswanya bari ini. Adapun menunya berupa ikan serta sayuran kol dan wortel.
"Menunya (nugget) ikan hiu, cuma baunya agak menyengat. Sayurnya juga agak berlendir," ujar Dewi saat mendampingi siswa di IGD RSUD dr Agoesdjam.
(des/des)