Siswa SMAN 1 Tanjung Selor Dilarikan ke RS Diduga Usai Makan MBG

Siswa SMAN 1 Tanjung Selor Dilarikan ke RS Diduga Usai Makan MBG

Oktavian Balang - detikKalimantan
Senin, 22 Sep 2025 20:30 WIB
ilustrasi keracunan
Ilustrasi keracunan makanan. Foto: Dok.Detikcom
Tanjung Selor -

Sejumlah siswa SMAN 1 Tanjung Selor diduga mengalami keracunan massal setelah mengikuti kegiatan makan bersama di sekolahnya, Senin (22/9). Para siswa dilaporkan mengalami mual, muntah, dan pusing hingga harus dilarikan ke rumah sakit. Salah satu siswa yang menjadi korban adalah Diego atau Sinyo.

David Philipus, salah satu orang tua siswa, mengungkapkan bahwa anaknya dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo, setelah mengalami muntah-muntah. Menurut David, diagnosa awal menunjukkan gejala keracunan.

"Dia (S) masuk IGD sekitar dari jam 12 sampai jam 4 lewat, dan kini sudah kembali ke rumah. Dari diagnosa yang dicatat perawat, anak saya mengalami gejala keracunan," ucap David dihubungi detikKalimantan, Senin (22/9/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

David menuturkan, Sinyo dan teman-temannya menyantap nasi goreng dan telur dalam kegiatan tersebut. Sinyo tidak mencium aroma aneh pada makanan. Namun ketika makan, David menyebut anaknya merasa makanan terlalu berminyak.

"Saat menikmati makanan itu, anak saya merasa hidangan tersebut agak berminyak. Iya (MBG), tidak lama setelah itu dia muntah," terangnya.

Kejadian ini sontak memicu kekhawatiran orang tua. David menyatakan bahwa ia dan orang tua lain merasa cemas.

"Sebagai orang tua, pasti khawatir. Mungkin lebih aman jika orang tua menyediakan makanan dari rumah saja," katanya.

David juga menjelaskan, salah satu guru telah mengetahui jika kondisi makanan tersebut tidak layak di konsumsi. Siswa diimbau memakan buahnya saja.

"Saya sempat berbincang dengan salah satu guru di rumah sakit. Jika makanan hari ini kurang bagus. Guru sudah menyampaikan kepada siswa agar memakan buah saja, namun anak saya dan temanya tetap menikmati hidangan tersebut," ungkap David

David berharap pihak sekolah dan guru bisa lebih tanggap sejak awal terhadap kondisi makanan yang akan dikonsumsi siswa. Apabila makanan dirasa sudah tidak layak makan, maka tidak perlu dibagikan.

"Kalau gitu mengetahui makanan tersebut tidak bagus, seharusnya ditarik dari hadapan siswa," katanya.

Menanggapi kejadian ini, Kebid Humas RSUD Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo dr. Heri Adi Suranta menjelaskan bahwa hingga saat ini penyebab pasti kejadian masih dalam tahap investigasi. Pihak rumah sakit belum dapat memastikan apakah gejala yang dialami siswa benar-benar akibat keracunan makanan.

"Itu masih dugaan sih Mas, karena masih awal. Ini masih ditangani juga di UGD. Saya belum bisa banyak memberikan informasi," jelas dr. Heri dihubungi Senin (22/9/2025).

Dia menjelaskan gejala yang dialami oleh kedua siswa yang dirawat di rumah sakit adalah vomitus atau muntah-muntah dan sakit perut. Berdasarkan informasi sementara yang diterima pihak rumah sakit, hanya ada dua siswa yang dirawat di IGD. Namun, ada juga laporan dari orang tua siswa lain bahwa beberapa siswa juga mengalami gejala serupa, meskipun tidak dirawat di rumah sakit.

"Jadi diagnosanya kan masih berupa vomitus. Jadi penyebabnya akan kami dalami lebih lanjut," tambahnya.




(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads