Aliansi Solidaritas Kaltara untuk Palestina menanggapi penolakan masyarakat atas rencana kedatangan Rizieq Shihab (HRS) di Tarakan. Perwakilan aliansi sekaligus Sekretaris Panitia Ahmad Irwan menilai kekhawatiran tersebut berlebihan, apalagi sampai menimbulkan isu tidak berdasar.
"Info saat ini kami sih tidak ada kegiatan seperti ini. Infomasinya dari mana? Itu kan tidak bisa dijadikan pegangan," jelas Ahmad. Selasa (16/9/2025).
Ahmad Irwan juga menilai penolakan terhadap HRS adalah hal yang "lucu". Ia mempertanyakan, jika HRS bisa diterima dengan aman di daerah lain, mengapa di Tarakan justru diributkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Acara tersebut murni kegiatan Maulid Nabi, bukan untuk pelantikan FPI. Di pusat aman aja kok, beliau keliling ke mana-mana, di sini kok malah ribut," ujarnya.
Ahmad mengaku bahwa penolakan adalah hak setiap warga negara dalam menyampaikan pendapat. Namun, ia mengingatkan agar penolakan itu tidak berujung pada tindakan persekusi atau penghadangan yang melanggar hukum.
"Yang menjadi permasalahan apabila mereka nanti akan melakukan persekusi, melakukan penghadangan. Nah itu kan sudah melanggar hukum, ya masa kita tinggal diam," kata Ahmad.
Ia menambahkan, pihaknya tidak akan mundur jika ada upaya persekusi. Panitia dan pihak pengamanan siap untuk menghadapi persekusi, dan berharap aparat kepolisian bisa bersikap netral dalam menyikapi persoalan ini.
"Kami belajar dari 2018. Artinya ulama kami ditolak dan dipersekusi. Tidak masalah bagi kami, kami bersabar. Cuma kalau untuk kali ini, kalau mereka mencoba-coba untuk melakukan persekusi kami tidak akan mundur," tutup Ahmad.
Sebagaimana diketahui, Rizieq Shihab dijadwalkan hadir di Tarakan pada Sabtu (20/9) mendatang. Kunjungan ini dalam rangka memimpin Tabligh Akbar yang juga akan diisi dengan aksi solidaritas untuk Palestina.
Namun, rencana tersebut rupanya menuai protes dari Aliansi Masyarakat Adat Asli Kalimantan Utara (AMAKU). AMAKU menilai agenda kedatangan HRS dapat memicu potensi gesekan dan konflik di masyarakat.
"Kami tidak menolak kegiatannya, itu memang kegiatan keagamaan yang kami dukung. Yang kami tolak adalah beliau ini, Habib Rizieq," ujar Agustinus kepada detikKalimantan, Rabu (17/9/2025).
(des/des)
