Digitalisasi pendidikan di pedalaman Kalimantan masih menghadapi tantangan besar. Keterbatasan geografis, infrastruktur, hingga akses internet yang belum merata membuat pemerataan pendidikan sulit terwujud.
Kepala SMKN 1 Lamandau, Darno, menyebut kondisi tersebut menjadi hambatan utama bagi sekolah di pelosok untuk menerapkan pembelajaran berbasis teknologi.
"Digitalisasi pendidikan adalah peluang besar, terutama bagi kami di pelosok. Teknologi telah menjadi jembatan yang menghubungkan siswa kami dengan dunia luar," ujar Darno dalam keterangan tertulis, Senin (8/9/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, ia menilai digitalisasi tetap menawarkan peluang besar karena mampu menghubungkan siswa pedalaman dengan dunia luar serta membuka akses belajar yang lebih setara dengan sekolah di perkotaan. Siswa kini bisa mengakses materi ajar yang sama dengan sekolah lain, bahkan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi global.
Darno menambahkan, penggunaan media interaktif juga berdampak positif pada semangat belajar siswa. Anak-anak di pedalaman yang semula terbatas pada buku teks kini lebih antusias berkat materi digital yang menarik.
"Anak-anak di pelosok menjadi lebih antusias saat belajar lewat media digital yang interaktif dan menarik. Ini bukan hanya soal kemudahan akses, tapi juga soal membangkitkan kreativitas, imajinasi, dan pemahaman yang lebih dalam," jelasnya.
Sebagai seorang pendidik, Darno meyakini bahwa transformasi ini akan memberikan dampak signifikan bagi masa depan generasi muda.
"Digitalisasi adalah langkah penting menuju pendidikan yang lebih merata, relevan, dan bermakna bagi seluruh anak bangsa, termasuk yang ada di pedalaman Kalimantan," tegasnya.
Dengan semangat tersebut, ia mendorong agar dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah pusat maupun daerah, semakin diperkuat. Harapannya, pemerataan fasilitas digitalisasi pendidikan dapat terwujud sehingga anak-anak di pelosok tidak tertinggal dalam menapaki masa depan yang lebih baik.
(akn/ega)