Banyak orang tua murid di Kabupaten Kubu Raya dan Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), kecewa dengan kelayakan Makanan Bergizi Gratis (MBG). Gubernur Kalbar Ria Norsan yang mendengar informasi itu akan turun pengecekan ke lokasi.
"(MBG yang dikeluhkan) di Rasau Jaya ya? Oke nanti segera ke sana, nanti segerakan kita turun ke lapangan, kita tindak lanjuti info ini," kata Norsan, Kamis (4/9/2025).
Di Kecamatan Rasau Jaya, Kubu Raya, ada empat dapur MBG. Dapur-dapur MBG ini, setiap harinya harus produksi kurang lebih 3.000 porsi makanan bergizi untuk disebar di sekolah atau kelompok penerima manfaat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Informasi dihimpun detikKalimantan, proses masak di dapur-dapur MBG ini dimulai sejak rentang pukul 22.00 WIB hingga 00.00 WIB. Sementara, MBG baru bisa dikonsumsi pukul 10.00 WIB atau 11.00 WIB. Karena itu, tak jarang ditemukan makanan yang basi.
Kejadian serupa juga ditemukan di Kecamatan Sungai Raya, Kubu Raya dan Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak. Hal yang menjadi keluhan para orang tua murid ini sampai ke telinga Norsan. Ia pun mencoba memberikan solusi terkait program MBG tersebut, khususnya untuk sekolahan yang jauh dari dapur.
"Kita akan cek ke depannya ya," katanya.
Jauh sebelumnya, Norsan sempat menyampaikan ide dan saran ke Presiden RI Prabowo Subianto. Sata bertemu langsung, ia menyarankan ke Prabowo agar melibatkan sekolah untuk proses pengolahan MBG. Terutama bagi sekolah yang jauh dari dapur MBG.
"Saya dulu menyarankan kepada Bapak Presiden, kalau bisa sekolah yang jauh-jauh itu yang dengan dapur jaraknya jauh itu nggak usah masaknya di dapur. Kan kalau di daerah-daerah sekolahnya jauh-jauh. Nah itu berikan ke pihak sekolahnya yang mengelola supaya bisa masak sendiri di sekolahnya, supaya makanan tetap bagus ya," kata Norsan.
Untuk diketahui, jangkauan program MBG ini pada umumnya dalam radius 6 kilometer atau sekitar 30 menit waktu pengantaran dari lokasi dapur. Hal ini dilakukan untuk memastikan makanan tetap segar dan tidak basi saat disajikan.
Kualitas dan standar gizi makanan yang diberikan kepada penerima manfaat dipastikan sesuai dengan kebutuhan dan standar yang ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
Ahli gizi akan menghitung setiap porsi makanan yang akan diberikan kepada penerima manfaat, agar memenuhi standar yang sudah ditetapkan yakni 356 hingga 400 kalori per paket atau porsi. Kebutuhan gizi ini berbeda tergantung kelompok umur dan jenjang sekolah.
Sebagai contoh untuk standar gizi siswa TK sampai dengan kelas 3 SD, harus memenuhi 100 gram nasi, 40 gram protein hewani, 30 sampai dengan 35 gram protein nabati, 50 gram sayuran serta 70 sampai 100 gram vitamin. Takaran ini untuk memenuhi kebutuhan 356 kalori.
(des/des)