2 Gadis Tersesat di Hutan Tarakan Ditemukan, Ngaku Tak Ijin Orang Tua

2 Gadis Tersesat di Hutan Tarakan Ditemukan, Ngaku Tak Ijin Orang Tua

Oktavian Balang - detikKalimantan
Selasa, 02 Sep 2025 18:31 WIB
Yudit (Kanan) dan Melisa (Kiri) usai ditemukan Tim Sar Gabungan. (Humas Basarnas)
Foto: Yudit (Kanan) dan Melisa (Kiri) usai ditemukan Tim Sar Gabungan. (Humas Basarnas)
Tarakan -

Melisa dan Yudit, dua gadis yang masih duduk di bangku SMP itu tersesat di kawasan Persemaian, Tarakan, Kalimantan Utara pada Senin (1/9/2025). Kedua gadis berusia 12 tahun tersebut dilaporkan hilang saat trekking di kawasan Sungai Putri, Juwata Kerikil.

Keduanya berhasil ditemukan oleh Tim SAR gabungan pada hari yang sama, jelang tengah malam yakni pukul 23.35 Wita di kawasan Sungai Putri, Juwata Kerikil. Doa dan nyanyian rohani 'Ku Terhubung Dengan-Mu', menjadi penguat keduanya hingga akhirnya dapat ditemukan.

Semua bermula saat Melisa dan Yudit bersama lima orang teman sekolahnya yang lain, nekat menjelajah hutan Tarakan tanpa izin orang tua. Petualangan mereka dimulai sekitar pukul 14.00 WITA.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siang itu ketujuh anak SMP termasuk Melisa dan Yudit, memulai trekking di Sungai Putri. Menurut Meklin, kakak Melisa, lokasi ini bahkan tak dikenali oleh keluarga.

"Kami bahkan nggak tahu ada Sungai Putri. Taunya cuma Sungai Bidadari," ceritanya kepada detikKalimantan melalui panggilan telepon, Selasa (2/9/2025).

Melisa mendapat informasi tentang Sungai Putri dari sepupunya. Bersama teman-temannya, jiwa petualang mendorong mereka untuk menjelajah. Sayangnya, rencana ini dilakukan diam-diam.

Rombongan mulanya berjalan bersama, menikmati serunya menelusuri sungai kecil di perbatasan Kampung Satu. Namun saat matahari mulai tenggelam, kelompok ini terpecah. Lima anak berhasil keluar dari hutan sekitar pukul 18.00 Wita, sementara Melisa dan Yudit tertinggal.

"Kami dengar, kalau Melisa dan Yudit bilang 'Duluan aja kalian.' Tapi entah kenapa, mereka ketinggalan jejak," cerita Meklin, mengutip keterangan teman-teman Melisa.

Saat hari mulai gelap, kelima anak yang selamat menghubungi orangtua mereka. Salah satu anak yang dipanggil Omeng, menelepon keluarga untuk mengabarkan bahwa Melisa dan Yudit hilang di Sungai Putri.

Kabar ini memicu kepanikan. Meklin yang saat itu di rumah, berusaha tetap tenang dan mencari jalan keluar.

"Kalau panik semua, nggak jadi pemikiran," katanya.

Meklin kemudian meminta bantuan anak-anak muda BKB (Belakang Kandang Buaya) yang berkumpul di Kopi Sirampun, warung milik adiknya di depan rumah. Sekitar sepuluh relawan langsung bergerak ke lokasi.

Meklin awalnya menunggu kabar di rumah sambil berkoordinasi. Namun ketika nomor ponsel adiknya tak aktif, ia memutuskan untuk menyusul ke hutan.

"Saya pikir mereka sudah masuk dalam, nggak ada jaringan," ujarnya.

Pencarian di hutan penuh tantangan. Gelapnya malam dan penerangan seadanya dari senter ponsel menyulitkan tim relawan yang sebagian besar adalah keluarga dan jemaat gereja.

"Ada bapak-bapak bawa senter, tapi mereka bilang lokasi sangat jauh," cerita Meklin. Beberapa relawan bahkan menyerah karena medan yang berat.

Pada pukul 19.55 Wita Ani, tetangga korban, melaporkan kejadian ke Kantor SAR Tarakan. Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, Polsek Tarakan Utara, BPBD, keluarga, dan masyarakat, segera bertindak.

Pukul 20.10 Wita, tim berangkat menuju lokasi di koordinat 3Β°23'16"N 117Β°34'51"E, sekitar 5 km dari kantor Basarnas, dengan estimasi tiba pukul 20.35 Wita. Mereka turun ke lapangan dilengkapi dengan 1 unit Rescue Car D-Max, 1 unit GPS, 1 set perlengkapan medis, dan 4 unit alat komunikasi.

"Kami menerima laporan pada pukul 19.55 WITA dari Ibu Ani tentang dua anak yang hilang saat trekking di Sungai Putri. Tim SAR gabungan segera dikerahkan untuk melakukan pencarian. Berkat kerja sama dengan keluarga, masyarakat, dan relawan, kedua korban, Melisa dan Yudit, berhasil ditemukan dalam keadaan selamat pada pukul 23.35 WITA di kawasan Sungai Putri, Juwata Kerikil," ujar Kepala Kantor SAR Tarakan, Syahril melalui pernyataannya.

"Kondisi mereka lelah namun tidak ada luka serius. Operasi ini berjalan lancar tanpa hambatan signifikan, meski medan gelap dan terbatasnya penerangan menjadi tantangan," tambah Syahril.

Melisa mengaku bahwa hari itu ia pergi tanpa seizin orang tua. Saat ditanya mengapa tak memberi tahu keluarga, ia ngaku takut tak diizinkan.

"Takut nggak diizinkan," jawabnya.

Pukul 23.35 WITA, tim relawan BKB berhasil menemukan Melisa dan Yudit dalam kondisi kelelahan, namun selamat. Adapun perjalanan keluar dari hutan memakan waktu sekitar 2-3 jam. Melisa dan Yudit tiba di rumah di kawasan Persemaian pada tengah malam dan disambut dengan pelukan keluarga. Suasana haru pun menyelimuti mereka.

"Melisa langsung peluk mama dan minta maaf," cerita Meklin.

"Dia tahu salah karena pergi tanpa izin," tambahnya.




(aau/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads