Kronologi 7 Pendaki Tersambar Petir dan Tersesat di Gunung Bawang

Kronologi 7 Pendaki Tersambar Petir dan Tersesat di Gunung Bawang

Ocsya Ade CP - detikKalimantan
Selasa, 05 Agu 2025 11:00 WIB
Evakuasi pendaki yang disambar petir di Gunung Bawang Bengkayang. Foto: Dokumentasi SAR Pontianak
Evakuasi pendaki yang disambar petir di Gunung Bawang Bengkayang. Foto: Dokumentasi SAR Pontianak
Bengkayang -

Tujuh pendaki Gunung Bawang di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat berhasil dievakuasi setelah mengalami insiden tersambar petir dan tersesat. Dalam kejadian tersebut, satu pendaki meninggal dunia dan enam luka-luka.

Pendaki yang meninggal di tempat setelah disambar petir bernama Alponso Buncung (22), warga Manis Mata, Kabupaten Ketapang. Ia tewas tersambar petir saat berkemah di puncak Gunung Bawang, pada Sabtu (2/8/2025) pagi.

Insiden tersebut terjadi bermula rombongan berjumlah tujuh orang mahasiswa ini hendak mendaki Gunung Bawang melalui jalur pendakian di Dusun Sengkabang, Desa Suka Bangun, Kecamatan Sungai Betung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Jumat (1/8), mereka sempat izin ke Ketua RT setempat untuk mendaki dan menginap di puncak gunung. Saat sedang berada di dalam tenda, hujan deras pun turun. Hujan disertai petir melanda kawasan tersebut pada Sabtu (2/8) pagi.

"Korban tewas berinisial AB, warga asal Ketapang, yang meninggal di lokasi setelah tersambar petir saat berkemah di puncak gunung," kata Kasat Samapta Polres Bengkayang, Iptu Dwiyanto Bhanu Susilo, Selasa (5/8/2025).

Sementara enam pendaki lainnya mengalami luka bakar ringan hingga sedang. Keenam pendaki lainnya adalah Ega, Fadhilah Anugerah, Agil, Ali, dan Yole.

Setelah petir menyambar, keenam pendaki sempat membelah diri menjadi dua kelompok. Tiga orang, yaitu Ali, Agil, dan Yolen, memutuskan turun gunung untuk mencari pertolongan ke kaki gunung di Dusun Sengkabang.

Namun karena medan yang sulit dan kabut tebal, ketiganya justru tersesat. Mereka mengarah ke Riam Madi, bukan jalur awal yang dilewati.

Sementara kelompok lainnya, Jailani, Ega, dan Fadhila, memilih bertahan. Mereka menunggu di lokasi kejadian untuk menjaga jenazah Alponso.

Salah satu dari mereka terus mencoba menghubungi rekannya di Desa Sungai Betung melalui ponsel dalam kondisi sinyal di puncak yang tidak stabil.

Akhirnya informasi insiden ini sampai ke rekan korban yang tidak ikut mendaki sekitar pukul 10.00 WIB, Sabtu (2/8). Rekan-rekan ini kemudian melaporkannya ke perangkat Desa Sungai Betung yang kemudian disampaikan ke tim evakuasi.

"Mendapati laporan tersebut, tim evakuasi segera dikerahkan dan mulai bergerak ke lokasi, meski medan yang ditempuh cukup berat serta kondisi cuaca yang belum bersahabat," ujar Dwiyanto.

Sekitar pukul 11.00 WIB, tim evakuasi yang terdiri dari warga desa langsung naik ke gunung. Mereka ingin memastikan kabar itu.

Tim evakuasi berhasil mencapai lokasi kejadian pada pukul 15.00 WIB. Evakuasi korban dilakukan secara terpadu dan hati-hati oleh tim gabungan, dimulai pukul 17.00 WIB.

Jenazah Alponso ditandu melewati jalur yang curam dan terjal. Jenazah kemudian baru berhasil tiba di Desa Suka Bangun pada Minggu, sekitar pukul 03.41 WIB. Jenazah Alponso langsung dibawa ke RSUD Bengkayang.

"Kami bersyukur korban tewas berhasil dievakuasi. Meski medan ekstrem dan kondisi cuaca yang tidak bersahabat menyulitkan proses evakuasi," kata Dwiyanto.

Sementara itu, Jailani, Ega, dan Fadhila juga berhasil dievakuasi. Mereka sempat mendapatkan perawatan awal di puskesmas sebelum dirujuk ke rumah sakit.

Pencarian Pendaki Tersesat

Sementara proses evakuasi tiga pendaki selamat dan satu pendaki meninggal berlangsung, tim SAR gabungan juga dikerahkan untuk mencari tiga pendaki lainnya yang tersesat.

Tim SAR gabungan melakukan pencarian dalam radius 1,5 KM dengan metode ESAR (Explore Search and Rescue). Tim SAR akhirnya menemukan Ali, Agil, dan Yolen dalam kondisi selamat pada pukul 08.15 WIB. Mereka ditemukan di kawasan yang masuk dalam Dusun Madi, Kecamatan Lumar.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Pontianak I Made Junetra mengatakan, tim SAR gabungan telah menemukan korban berjarak 785 meter arah timur ketika mereka hendak menuju kaki gunung.

"Ketiga korban langsung mendapatkan penanganan medis, korban mengalami kelelahan dan cedera," ucap Junetra.

Tim SAR langsung memberikan pertolongan pertama. Ketiga pendaki ini kemudian dievakuasi ke kaki gunung dan segera dibawa ke RSUD Bengkayang untuk diberi tindakan medis lanjutan.

Junetra menjelaskan, ketiga pendaki ini awalnya turun dari gunung untuk mencari pertolongan terhadap rekannya yang tersambar petir saat berkemah di gunung. Ketiga pendaki ini bermaksud untuk menemui warga yang berada di kaki bukit.

"Mereka hendak meminta bantuan warga untuk mengevakuasi rekannya yang tersambar petir, namun bukannya menemui warga ketiga pendaki tersebut kemudian tersesat. Sedangkan korban dan rekan mereka yang lain telah dievakuasi oleh warga saat itu," kata Junetra.

Ia mengatakan, dengan ditemukannya semua korban, maka operasi SAR dinyatakan selesai dan ditutup.




(aau/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads