Ramai kabar ompreng Makan Bergizi Gratis (MBG) diduga nonhalal mencuat usai temuan Indonesia Business Post. Dikutip detikFood, pihaknya mengungkap menemukan 30-40 pabrik produsen ompreng makanan untuk pasar global di China, salah satunya diduga untuk program MBG di Indonesia.
Laporan itu mengklaim penemuan dugaan praktik pemalsuan label 'Made in Indonesia' dan logo SNI pada ompreng yang sebenarnya diproduksi di China. Kemudian penggunaan ompreng tipe 201 yang diduga mengandung mangan (logam berwarna putih keabu-abuan) yang tinggi dan tidak cocok untuk makanan asam.
Seharusnya ompreng stainless steel MBG memakai yang kode 304 karena merupakan jenis baja nirkarat yang aman untuk makanan (food grade) dan memiliki ketahanan terhadap korosi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun penggunaan jenis ompreng yang tidak tepat juga pernah jadi sorotan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). Dikutip dari Instagram @ylki_id (20/8/2025), pihaknya mengungkap laporan Asosiasi Produsen Wadah Makanan Indonesia (APMAKI) menemukan ompreng impor yang digunakan dalam program MBG ternyata tidak sesuai standar.
Ompreng yang diklaim berbahan stainless steel SUS 304 (food grade) ternyata hasil uji hanya menggunakan SUS 201 yang kualitasnya lebih rendah. Kondisi ini sangat berisiko karena dapat menimbulkan keracunan dan efek kesehatan jangka panjang.
Indonesia Business Post (25/8) dalam laporannya juga mencatat ompreng stainless steel kode 201 bahkan dilarang penggunaannya untuk makanan di China. Mereka mengungkap betapa cepatnya jenis ompreng ini berkarat saat terkena cairan asam.
Ompreng stainless steel kode 201 mengandung mangan tinggi (5,5-7,5 persen) dan nitrogen sebagai pengganti nikel, sehingga lebih murah tetapi kurang tahan terhadap lingkungan salinitas tinggi dibandingkan tipe 304 atau 316.
Para ahli dan pakar kesehatan menekankan ompreng stainless steel kode 201 tidak direkomendasikan untuk kontak dengan makanan karena lebih mudah melarutkan logam, terutama dari makanan asam. Ompreng MBG yang beredar kabarnya punya 2 jenis yaitu kode 304 dan 201.
Dikutip dari Instagram @halalcorner dan @aishamaharani (27/8) atas seizin mereka, ompreng ini punya perbedaan dari segi bahan. Ompreng stainless steel 304 menggunakan baja tahan karat jenis austenitik yang paling umum dan banyak digunakan.
Jenis ini terkenal karena ketahanannya terhadap korosi, suhu ekstrem, dan kondisi lingkungan yang keras. Hal ini lantaran komposisi utamanya yaitu besi, kromium (sekitar 18%), dan nikel (sekitar 8%).
Sifat stainless steel 304 serbaguna, food-grade, dan mudah dibersihkan. Jenis logam ini ini menjadi pilihan ideal untuk alat makan, alat dapur, alat industri makanan, dan berbagai aplikasi arsitektur serta konstruksi. Penggunaannya bersifat lebih ideal karena food-grade, aman untuk kesehatan, dan bisa untuk jangka panjang.
Sementara itu, stainless steel dengan kode 201 adalah baja tahan karat jenis austenitik yang dikembangkan sebagai alternatif lebih terjangkau dari 304. Proses produksinya mengurangi kandungan nikel dan menggantinya dengan mangan dan nitrogen untuk menekan biaya produksi.
Baja ini memiliki kekuatan mekanik yang baik dan kemampuan pembentukan yang bagus. Pemakaiannya merupakan pilihan ekonomis untuk aplikasi seperti peralatan rumah tangga, industri otomotif, dan konstruksi.
Namun ketahanan korosinya lebih rendah dibandingkan jenis stainless steel 304 dan dapat menunjukkan perubahan warna atau karat seiring waktu, terutama di lingkungan yang agresif.
(aau/aau)