Ramai Kasus Balita Sukabumi, Gen Z Saling Ingatkan Minum Obat Cacing

Nasional

Ramai Kasus Balita Sukabumi, Gen Z Saling Ingatkan Minum Obat Cacing

Khadijah Nur Azizah - detikKalimantan
Jumat, 22 Agu 2025 12:00 WIB
Ilustrasi obat tablet tramadol
Ilustrasi obat. Foto: Getty Images/iStockphoto/STEEX
Jakarta -

Media sosial memperlihatkan tren Gen Z yang sudah memasuki usia dewasa muda minum obat cacing. Tren ini menyusul kematian balita di Sukabumi yang digerogoti cacing dalam tubuhnya.

Dilansir detikHealth, sebuah video viral di TikTok mengingatkan agar kalangan muda lebih aware terhadap penyakit kecacingan dan rutin minum obat cacing. Penyakit yang dulunya kerap disepelekan ini sejatinya membawa dampak buruk jangka panjang dan menurunkan kualitas hidup orang yang terinfeksi.

"Jangan lupa minum obat cacing 6 bulan sekali. Terakhir minum pas SD, sekarang umur 26 baru minum lagi," tulis narasi video TikTok tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Video tersebut mendapat beragam komentar dari pengguna. Banyak yang mengaku takut minum obat cacing karena khawatir cacing akan keluar dari tubuh dalam bentuk utuh, baik melalui mulut maupun anus.

"Bukan takut minum obatnya tapi takut cacingnya keluar utuh," tulis salah satu komentar.

Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik IDAI dr Riyadi, SpA, Subs IPT(K), MKes menjelaskan obat cacing aman dikonsumsi segala usia. Sebab, kecacingan dapat terjadi di usia berapa pun. Namun, dr Riyadi mengingatkan bahwa ada obat cacing yang hanya boleh dikonsumsi dengan indikasi tertentu dan dengan resep dokter.

"Minum obat cacing kalau bergejala boleh, umur 1 tahun sampai umur berapa pun bisa. Di atas 1 tahun, kalau ada gejala, ada infikasi, jangan lupa minum obat harus dengan saran dokter," katanya dalam agenda temu media IDAI pada Jumat (22/8/2025).

Salah satu obat yang dimaksud adalah albendazol, yang disebut dapat membuat cacing hancur dan tidak utuh ketika keluar dari tubuh. dr Riyadi mengatakan obat cacing bersifat seperti antibiotik sehingga ada kemungkinan menyebabkan resistensi jika dikonsumsi berlebihan.

"Obat cacing itu kayak antibiotik, dia antimikroba. Jangan berlebihan karena ada kemungkinan resisten," tegas dia.

Seperti gejala kecacingan pada anak, infeksi cacing pada usia dewasa juga biasanya disebabkan sanitasi dan kebersihan pribadi yang buruk. Penularan dapat melalui makanan atau tangan yang terkontaminasi telur cacing.

Dikutip detikHealth dari Mayo Clinic, beberapa gejala kecacingan antara lain gatal pada anus atau alat kelamin, masalah pencernaan seperti diare dan mual, penurunan berat badan, hingga kelelahan.

Kecacingan, kata dr Riyadi, sebenarnya jarang menyebabkan kematian. Akan tetapi ada risiko kronis. Seseorang yang menderita kecacingan lebih rentan terinfeksi penyakit lain karena kondisi kesehatannya yang buruk.

Baca selengkapnya di detikHealth.




(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads