Muncul Babi Hutan 'Biru Neon' yang Diwaspadai di California

Muncul Babi Hutan 'Biru Neon' yang Diwaspadai di California

Rachmatunnisa - detikKalimantan
Senin, 18 Agu 2025 14:59 WIB
Babi biru neon
Babi biru neon. Foto: Science Alert
Balikpapan -

Pemerintah di California, Amerika Serikat mengumumkan peringatan agar masyarakat waspada dengan babi hutan 'biru neon'. Dikhawatirkan daging babi tersebut telah terkontaminasi dan berbahaya bagi manusia.

Hal ini berdasarkan temuan para pemburu hewan di wilayah tersebut. Warna biru ini dikatakan terlihat jelas berwarna biru seperti blueberry.

"Saya tidak sedang membicarakan sedikit warna biru. Saya sedang membicarakan jenis biru neon, biru blueberry," kata Dan Burton, pemilik perusahaan pengendalian satwa liar, dikutip detikInet dari Science Alert.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil investigasi oleh otoritas setempat, warna biru muncul akibat racun rodentisida dan telah mengeluarkan peringatan di seluruh wilayah Monterey County. Racun ini sering dijual dalam bentuk pewarna untuk identifikasi, dan penggunaannya telah sangat dibatasi di California sejak 2024.

"Para pemburu harus menyadari bahwa daging hewan buruan, seperti babi hutan, rusa, beruang, dan angsa, mungkin terkontaminasi jika hewan buruan tersebut terpapar rodentisida," kata koordinator investigasi pestisida Ryan Bourbour dari Departemen Perikanan dan Margasatwa California (CDFW).

"Paparan rodentisida dapat menjadi perhatian bagi satwa liar non-target di area yang aplikasinya dilakukan di dekat habitat satwa liar," ujarnya.

Peristiwa ini bukan pertama kalinya babi hutan mengalami keracunan biru pada jeroannya. Ternyata racun tersebut juga terkandung dalam Difasinon, pengendali hewan pengerat yang populer di bidang pertanian, yaitu adalah rodentisida generasi pertama yang bertindak sebagai antikoagulan, yang menyebabkan pendarahan internal yang parah.

Predator maupun manusia yang memakan daging hewan yang teracuni oleh toksin tersebut, dapat jatuh sakit. Meskipun bahan kimia tersebut terurai lebih cepat daripada rodentisida generasi kedua, difasinon tetap aktif dalam jaringan hewan yang mati untuk beberapa waktu, bahkan setelah dimasak.

Baca artikel selengkapnya di detikInet.




(bai/bai)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads