HUT Ke-80 RI, Google Doodle Tampilkan Aksi Aura Farming Pacu Jalur

HUT Ke-80 RI, Google Doodle Tampilkan Aksi Aura Farming Pacu Jalur

Tim detikKalimantan - detikKalimantan
Minggu, 17 Agu 2025 09:00 WIB
Google Doodle (tangkapan layar)
Foto: Google Doodle (tangkapan layar)
Balikpapan -

Hari ini merupakan HUT ke-80 RI. Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2025 turut dirayakan Google melalui tampilan Google Doodle.

Dalam doodle hari ini, tampak ilustrasi pacu jalur khas Indonesia, yang baru-baru ini mencuri perhatian dunia lewat aksi aura farming-nya. Tampak ada lima orang berpakaian tradisional dalam perahu, yang terdiri dari empat pendayung dan seorang bocah aura farming.

Dikutip detikInet, Doodle tersebut karya ilustrator Bandung, Wastana Haikal. Ini bukan pertama kalinya Google menampilkan doodle tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 17 Agustus 2022, Google menggunakan doodle yang sama untuk memeriahkan HUT ke-77 RI. Mungkin, doodle ini ditampilkan lagi karena dianggap sesuai dengan momen viral bocah aura farming baru-baru ini.

Google kemudian memberikan keterangan gambar tersebut berjudul Balap Perahu (Pacu Perahu) yang dikenal masyarakat Kuantan Singingi, Riau, dengan sebutan Pacu Jalur. Festival Pacu Jalur biasanya digelar bertepatan perayaan HUT RI.

Berikut ini ulasan singkat mengenai pacu jalur yang dikutip detikEdu. Mulai dari arti hingga sejarahnya.

Pacu Jalur terdiri dari dua kata yakni 'pacu' dan 'jalur'. Pacu dalam bahasa Indonesia adalah lomba. Jalur adalah sampan yang terbuat dari kayu di hutan tertentu dengan syarat tertentu pula.

Keterangan tersebut dilansir dari jurnal Nilai Karakter dalam Budaya Pacu Jalur pada Masyarakat Teluk Kuantan Provinsi Riau yang ditulis Hendri Marhadi dan Erlisnawati dari Universitas Negeri Riau, dalam Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar Volume 1 No 1 Februari 2017.

Pacu jalur ternyata dimulai sejak abad ke-17 di wilayah Rantau Kuantan, sepanjang Sungai Kuantan. Kini menjadi wilayah Kecamatan Hulu Kuantan hingga Kecamatan Cerenti, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Provinsi Riau, demikian dilansir dari situs Pemkab Kuansing.

Abad ke-17 transportasi darat belum berkembang, sehingga angkutan hasil bumi memanfaatkan jalur sungai dengan jalur atau sampan. Hasil bumi yang diangkut jalur seperti pisang dan tebu, sekaligus mengangkut manusia hingga 40 orang.

Dari kebiasaan ini muncul jalur-jalur yang diberi ukiran indah seperti ukiran kepala ular, buaya, atau harimau. Baik di bagian lambung maupun selembayung-nya, ditambah lagi dengan perlengkapan payung; tali-temali; selendang; tiang tengah (gulang-gulang); serta lambai-lambai (tempat juru mudi berdiri).

Kemudian, kegiatan tersebut berkembang menjadi lebih dari sekedar alat angkut. Kampung-kampung di sepanjang Batang Kuantan mulai menggelar Pacu Jalur untuk memperingati dan merayakan berbagai hari besar Islam, seperti Maulid Nabi Muhammad, Hari Raya Idul Fitri, memperingati tahun baru Islam (1 Muharram), dan sebagainya.

Demikian dikutip dari jurnal Perlombaan Pacu Jalur di Kuantan Singingi (2009-2019) yang ditulis Risman, Meri Erawati dan Kaksim dari Program Studi Pendidikan Sejarah, Universitas PGRI Sumatera Barat, dalam Jurnal Pendidikan Tambusai Volume 7 Nomor 3 Tahun 2023.

Saat Belanda masuk ke dalam wilayah Rantau Kuantan dengan menduduki Kota Teluk Kuantan, pacu jalur dimanfaatkan untuk merayakan Hari Ulang Tahun atau kelahiran Ratu Wilhelmina pada 31 Agustus. Perayaan pacu jalur tak lagi di hari-hari besar Islam, tetapi hanya digelar setahun sekali saat HUT Ratu Wilhelmina yang membuat warga Rantau Kuantan menganggap sebagai datangnya Tahun Baru. Itulah sebabnya sampai saat ini Pacu Jalur ada yang masih menyebutnya Tambaru (tahun baru).

Setelah Indonesia Merdeka, warga melihat sisi lain yang membuat keberadaan jalur itu menjadi semakin menarik, yakni dengan digelarnya acara lomba adu kecepatan antarjalur yang hingga saat ini dikenal dengan nama pacu jalur. Kini pacu jalur menjadi pertunjukan kompetisi dan budaya, dengan memperebutkan hadiah berupa kerbau, sapi, serta piala bergilir dan sebagainya.




(sun/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads