Nama lengkapnya Zara Qairina Mahathir. Perempuan 13 tahun itu tercatat sebagai siswi SMKA Tun Datu Mustapha Limauan, Sabah, Malaysia. Kematiannya menggemparkan Malaysia. Otoritas turun tangan.
Zara awalnya ditemukan pingsan di sekitar asrama sekolahnya pada pukul 03.00 pagi, Rabu 16 Juli 2025. Dia dilaporkan jatuh dari lantai 3 asrama, lalu dibawa ke Rumah Sakit Queen Elizabeth I. Keesokan harinya, Kamis 17 Juli 2025, Zara mengembuskan nafas terakhir.
detikNews melansir New Straits Times, Rabu (13/8/2025), kematian Zara menarik simpati publik Malaysia. Diyakini terkait perundungan, lalu memicu kemarahan dan seruan keadilan dengan tagar #JusticeForZara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di media sosial, muncul rekaman audio percakapan Zara dan ibundanya. Diduga beberapa hari sebelum Zara ditemukan pingsan dan akhirnya meninggal. Dalam rekaman itu, Zara merasa ketakutan dan menyebut nama seniornya 'Kak M'.
"Ibu, aku takut bertemu Kak M... dia masih (punya masalah). Hari itu, aku minta seseorang untuk bertanya ke kakaknya -- apakah Kak M masih punya masalah denganku. Lalu Kak M bilang, 'Iya, aku masih belum memaafkan Zara', Bu," ucap Zara dalam rekaman audio tersebut.
Penyelidikan Kematian Zara Qairina
Kementerian pendidikan, polisi, hingga Kejaksaan Agung turun tangan. Komisioner Kumar, dilansir media Malaysia, The Star, Kamis (14/8/2025), mengatakan, "Pada saat diagnosis awal penyebab kematian, dokter menyatakan bahwa kematian tersebut disebabkan oleh cedera otak traumatis berat dengan ensefalopati hipoksia-iskemik."
Ensefalopati hipoksia-iskemik adalah jenis cedera ketika otak tidak mendapatkan cukup oksigen (hipoksia) atau aliran darah (iskemia).
"Cedera yang ditemukan konsisten dengan temuan sebelumnya dan dengan yang diderita akibat jatuh," jelas Kumar.
Kumar sebelumnya investigasi terkait dugaan perundungan masih berlangsung. "Saya menjamin semuanya. Akan ada keadilan," ujarnya,
(trw/sun)