Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menanggapi terkait banyaknya guru dan murid Sekolah Rakyat yang mengundurkan diri. Dia menegaskan bahwa program akan tetap berjalan sesuai rencana meskipun jumlah guru dan siswa yang mundur mencapai ratusan orang.
"Mereka yang mundur tidak lantas membuat proses berhenti. Alhamdulillah kegiatan belajar-mengajar tetap berlangsung di titik-titik yang sudah beroperasi," ujar Gus Ipul dikutip detikEdu dari Antara, Minggu (10/8/2025).
Diketahui ada 114 siswa yang mengundurkan diri dari total 99.700 siswa yang terdaftar. Kemudian ada 143 guru yang memutuskan tidak jadi mengajar di Sekolah Rakyat karena beragam alasan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gus Ipul mengaku menghormati keputusan ratusan murid dan guru yang mundur sebelum menjalani penempatan. Adapun ratusan guru dan murid itu akan diganti dengan peserta yang baru.
"Kami tidak memaksa. Itu pilihan dan kami hormati. Tapi kami juga siapkan pengganti," lanjutnya.
Sekolah Rakyat akan dimulai pada 15 Agustus. Program ini dirancang tanpa tes akademik. Sebagai gantinya, dilakukan pemetaan bakat atau talent mapping. Ada 159 titik sekolah yang rencananya akan beroperasi hingga akhir 2025.
"Insyaallah pada 15 Agustus nanti akan mencapai 100 titik kalau nanti sarprasnya sudah siap, dan menyusul 59 titik tambahan pada September," jelas Gus Ipul.
Dia juga kembali menyampaikan bahwa Sekolah Rakyat bukan seperti sekolah konvensional. Di Sekolah Rakyat, anak-anak akan dibina sesuai potensi masing-masing. Masyarakat diharapkan tidak salah mengerti dan menyamakan sistem Sekolah Rakyat dengan sekolah umum yang menerapkan standar akademik tinggi.
"Jadi saya mengajak teman-teman tidak berpikir ini sama seperti sekolah-sekolah umum ya. Karena ini tidak ada tes akademik, yang ada adalah talent mapping melihat kemampuan anak sebagai pedoman para guru untuk membimbing siswa-siswa di sekolah rakyat. Dan kita juga masa matrikulasinya itu lebih lama daripada sekolah umum," bebernya.
Artikel ini telah tayang di detikEdu.
(des/des)