Aditya Hardinata, atlet skateboard asal Kalimantan Utara (Kaltara), berhasil mengharumkan nama daerah dengan meraih medali emas di kategori Best Trick Drop In pada Festival Olahraga Rekreasi Nasional (Fornas) VII 2025.
Kompetisi yang digelar oleh Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) itu berlangsung di Skatepark Udayana, Kota Mataram, NTB pada 29-31 Juli 2025. Aditya, bersama dua rekannya dari Komisi Indonesia Skateboard (KIS) Kaltara, mewakili provinsi tanpa melalui seleksi karena pengalaman mereka di Fornas VI Sumatera Selatan.
"Kami hanya punya waktu dua bulan untuk persiapan. Latihan cuma bisa dilakukan sepulang kerja, itupun di skatepark yang ramai anak-anak dan keluarga, jadi agak sulit," ujar Aditya kepada detikKalimantan, Selasa (5/8/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski berlatih dalam keterbatasan, Aditya berhasil menaklukkan Skatepark Udayana yang lebih sempit dibandingkan skatepark di Tarakan.
"Awalnya kaget bisa juara, soalnya cuma mikir main have fun tapi tetap kompetitif. Membawa nama Kaltara membuat saya harus maksimal," tambahnya.
Di samping menjalankan hobi, Aditya sehari-hari bekerja di Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kaltara. Ia mengaku selama ini mendapat apresiasi dalam setiap kegiatannya di skateboard.
"BNNP sangat mendukung, saya bisa ikut kompetisi tanpa ambil cuti. Teman-teman kerja juga suportif," ungkapnya.
Prestasi Aditya bukan hanya kebanggaan pribadi, tetapi juga panggilan bagi pemerintah untuk berinvestasi pada olahraga skateboard. Aditya berharap medali emasnya bisa membuka mata pemerintah untuk lebih serius mendukung olahraga skateboard.
"Semoga medali ini jadi bukti bahwa skateboard Kaltara, khususnya Tarakan, punya potensi besar. Dukung kami dengan fasilitas dan kesempatan kompetisi nasional," ujarnya.
Ia juga bermimpi melihat regenerasi atlet skateboard dari seluruh Kaltara, tidak hanya Tarakan, tetapi juga kabupaten lain seperti Malinau dan Bulungan.
Prestasi ini bukan yang pertama, Aditya juga meraih juara 1 kategori Game of Skate di kompetisi Berau baru-baru ini, serta berbagai kemenangan di ajang lokal seperti HUT Kota Tarakan dan Go Skateboarding Day.
Harapan dan Kendala yang Dihadapi
Keberhasilan Aditya menjadi bukti potensi besar skateboard Kaltara. Namun di balik prestasi gemilang ini, Aditya menyoroti tantangan besar yang dihadapi skater Kaltara akan minimnya fasilitas latihan.
Tanpa dukungan fasilitas memadai, menurut dia bakat-bakat serupa akan sulit berkembang. Skatepark Tarakan yang dikenal cukup luas, penerangannya dinilai tak memadai sehingga tak bisa digunakan malam hari.
Padahal, latihan malam hari waktu yang paling memungkinkan bagi atlet seperti Aditya yang juga punya pekerjaan dari pagi ke sore hari. Hal ini menurutnnya jadi salah satu tantangan untuk melanjutkan hobinya.
"Kalau ada lampu, kami bisa latihan lebih lama. Alat-alat lain masih bisa kami buat sendiri, tapi penerangan sulit kalau harus kami urus pribadi," keluhnya.
"Saya minta pemerintah bisa pasang penerangan di skatepark Tarakan. Ini solusi sederhana tapi sangat penting untuk kami," tambah dia.
Dengan dukungan akomodasi penuh dari provinsi, termasuk uang saku, makan bergizi, dan penginapan layak selama Fornas VII, Aditya merasa Kaltara sudah menunjukkan komitmen. Namun, langkah kecil seperti pemasangan lampu di skatepark bisa jadi kunci besar untuk masa depan skater Kaltara.
(aau/aau)