Pilu Isahbella 16 Tahun Dikurung Majikan di Malaysia, Pulang Ibu Telah Tiada

Round-up

Pilu Isahbella 16 Tahun Dikurung Majikan di Malaysia, Pulang Ibu Telah Tiada

Tim detikKalimantan - detikKalimantan
Minggu, 03 Agu 2025 07:00 WIB
Isahbella saat tiba di PLBN Entikong, Sangau
Isahbella saat tiba di PLBN Entikong, Sangau (dua dari kanan)/Foto: Istimewa (dok PDRI Kalbar)
Kubu Raya -

Kisah Isahbella memilukan. Ia 'dikurung' majikan di Malaysia hingga 16 tahun lamanya, dan pas pulang ke Kubu Raya sudah tak bisa bertemu ibu tercinta.

Pada 2008, Isahbella pamit pergi ke Malaysia untuk bekerja. Kemudian sejak menginjakkan kaki di Negeri Jiran, Isahbella tak pernah memberi kabar kepada keluarganya.

Selama belasan tahun tidak ada kabar, pihak keluarga panik dan terus melakukan pencarian. Pada akhirnya keluarga putus asa dan menyatakan Isahbella hilang dan dianggap meninggal dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ternyata, Isahbella menjalani kehidupan yang memprihatinkan selama belasan tahun. Paspornya ditahan agen yang tidak bertanggung jawab, hingga akhirnya bekerja pada majikan yang tidak memperbolehkannya pulang. Tak hanya itu, ia juga tidak menerima gaji selama bertahun-tahun.

"Awalnya saya mendapat pekerjaan yang cukup baik. Mulai dari bekerja di kopi tiam hingga sebagai asisten rumah tangga (ART), sekitar dua tahun. Tapi gaji saya diambil oleh agen yang ada di Malaysia," kata Isahbella, Sabtu (2/8/2025).

Kemudian Isahbella dipindahkan ke majikan yang baru. Majikan itu suka memarahi Isahbella. Walaupun tidak memukul, namun Isahbella tidak digaji.

"Katanya disimpan di rekening, tapi saya tidak pernah dikasih dan tidak pernah lihat," ungkapnya.

Bahkan selama bekerja, majikannya tidak memberi akses Isahbella untuk bertemu atau bercakap dengan pihak luar. Itulah yang membuat Isahbella tidak bisa memberi kabar ke keluarganya di Tanah Air. Beruntung, pada Oktober 2024, Isahbella dievakuasi dari rumah majikannya itu.

"Pernah saya minta pulang, tapi tidak diperbolehkan. Katanya kalau lapor polisi, saya akan ditangkap dan tidak dapat gaji, karena paspor saya ditahan agen. Alhamdulillah, saya sangat gembira hari ini bisa bertemu keluarga saya, walaupun ibu saya ternyata sudah tiada," lanjut Isahbella sambil menitikkan air mata.

Perempuan berusia 30 tahun ini sudah tiba di kampung halamannya di Dusun Betutu Raya, Desa Punggur Kapuas, Kecamatan Sungai Kakap. Isahbella dijemput langsung oleh adiknya, Marniah (26), beserta keluarga dari Kuching, Sarawak, Malaysia.

Mereka pulang ke Tanah Air melalui jalur darat di Entikong, Kabupaten Sanggau yang berbatasan dengan Tebedu, Sarawak. Kepulangan Isahbella tak lepas dari perjuangan awal Sri Cahyawati, pegiat sosial dan advokat dari Kantor Cahaya Keadialan.

Isahbella mengucapkan terima kasih atas semua pihak yang membantunya kembali ke keluarga. Ia mengaku tidak tahu kapan bisa pulang ke Indonesia jika tidak mendapat bantuan.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Mbak Cahya yang telah membantu saya. Saya tidak tahu harus membalas seperti apa. Kami sangat bersyukur. Kalau tidak ada Mbak Cahya dan Partai Demokrat, saya tidak tahu kapan bisa pulang," ucapnya.




(sun/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads