Car Free Night di Kalteng Banjir Kritikan, Gubernur Kalteng Angkat Bicara

Car Free Night di Kalteng Banjir Kritikan, Gubernur Kalteng Angkat Bicara

Ayuningtias Puji Lestari - detikKalimantan
Jumat, 01 Agu 2025 07:00 WIB
CEO Kalteng Putra Agustiar Sabran
Foto: detikcom/Muhammad Robbani
Palangka Raya -

Car Free Night bertemakan 'Huma Betang Night' yang digelar oleh Pemprov Kalimantan Tengah (Kalteng) menuai banyak kritikan. Ada kritik tentang anggaran, kebersihan, hingga kemacetan.

Terkait anggaran, Gubernur Kalimantan Tengah, Agustiar Sabran menerangkan bahwa dana untuk acara setiap malam Minggu di Kawasan Bundaran Besar Palangka Raya itu berbasis swakelola.

Anggaran tersebut termasuk untuk mendatangkan artis-artis ternama. Dia menegaskan dalam pelaksanaanya tidak menggunakan jasa Event Organizer, sehingga anggaran lebih efisien.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya ingin UKM dilihat, kalau tanya uangnya dari mana, ya dari Rp 180 juta itu. Waktu opening itu nggak seberapa biayanya. Contoh Tri Suaka, itu cuma kisaran 20 an sampai 50 an Juta aja. Tapi uang itu 180 Juta nggak habis," ujar Agustiar saat acara Temu Media di Istana Isen Mulang, Kamis (31/7/2025).

Agustiar memaparkan bahwa acara tersebut digelar sebagai hiburan yang positif untuk warga Kalimantan Tengah. Serta sebagai upaya untuk meningkatkan roda ekonomi bagi pelaku UMKM. Hal ini sekaligus dapat berdampak pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kalimantan Tengah.

"Saya tanya mereka sebelum-sebelumnya, pendapatannya berapa, hanya ratusan ribu, sekarang bisa sampai 3 Juta per acara. Jadi (anggaran) Rp 180 Juta itu nggak habis kok," tegasnya.

Selain itu, kegiatan 'Huma Betang Night' juga diharapkan dapat melestarikan kearifan lokal. Baik melalui penampilan musisi dan seniman lokal hingga Ibu Kota, maupun penjajakan dagangan khas daerah oleh UMKM.

"Mungkin kalo orang melihat wah luar biasa ya kan. UMKM nya juga hidup ya kan. Terus yang paling penting lagi kenapa Car Free Night Huma Betang namanya? Jadi ini untuk melestarikan kearifan lokal," terangnya.

Dikritik Bikin Macet

Terkait kritik masyarakat perihal kemacetan. Agustiar menerangkan bahwa penutupan jalan di sekitar lokasi acara sudah diperhitungkan jalan alternatifnya. Di sisi lain, ramainya suatu kota juga dapat menandakan adanya kemajuan suatu daerah.

"Car Free Night ini kan cuma kami tutup malam Minggu aja. Di mana kota yang rame pastilah itu macet. Kalo rame pasti daerahnya maju," terangnya.

"Terus kalau di Kalimantan Tengah bilang jalannya macet, bohong dia. Kalimantan Tengah ini banyak jalannya. Jalan alternatif ini banyak, sudah kami hitung," imbuhnya.

Baru-baru ini memang tersebar di media sosial sebuah video berdurasi 39 detik yang diunggah Minggu (27/7), memperlihatkan seorang pria sedang mengendarai kendaraan truk sembari mengeluh tentang kondisi Bundaran Palangka Raya yang macet karena acara Car Free Night.

Selanjutnya, dikritik soal kebersihan.

Minta Kebersihan Dijaga

Adapun terkait kritik kebersihan pasca kegiatan Car Free Night, Agustiar menghimbau baik pemerintah, masyarakat yang hadir beserta pelaku UMKM agar menjaga kebersihan. Menurutnya, pengelolaan sampah dan infrastruktur merupakan kunci dari pembangunan pariwisata.

"Untuk kebersihan ya memang setiap selesai acara saya selalu menginstruksikan ayok tolong sampahnya dibersihkan. Karena sampah dan infrastruktur itu menjadi kunci pariwisata," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(bai/bai)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads