Perang Dunia II meninggalkan jejak sejarah kelam yang tak pernah terlupakan. Ialah pengeboman Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat. Dua kota di Jepang ini luluh lantak dalam hitungan detik akibat bom atom, menciptakan kehancuran luar biasa sekaligus mengubah arah sejarah dunia.
Jutaan nyawa terdampak, baik secara langsung maupun dalam jangka panjang akibat radiasi yang ditimbulkan. Namun di lain sisi, bom yang dijatuhkan kepada Jepang tak cuma berpengaruh pada Perang Dunia II, tapi juga kesempatan Indonesia sebagai negara jajahannya untuk memerdekakan diri.
Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki bukan sekadar aksi militer biasa. Melalui dua bom atom yang dijuluki 'Little Boy' dan 'Fat Man', kita melihat satu keputusan dari strategi serangan Amerika Serikat yang berdampak besar.
Penyebab Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki
Dalam laman Harry Truman Library and Museum, dijelaskan bahwa semua bermula kala menjelang akhir Perang Dunia II yang terjadi sejak 1 September 1939. Perang itu penuh pertempuran dan banyak pos militer yang tersebar di penjuru tiap negara.
Setiap negara besar saat itu terlibat dalam perang. Negara bagian seperti Karibia, Amerika Tengah, Greenland, Alaska, dan Kepulauan Aleut, Irak, Suriah, Burma, dan Arktik ikut terlibat.
Konflik di Pasifik dimulai jauh sebelum dimulainya Perang Dunia II secara resmi. Guna mencari bahan baku guna mendorong pertumbuhan industrinya, Jepang menginvasi provinsi Manchuria di Tiongkok pada tahun 1931.
Pada tahun 1937, Jepang menguasai sebagian besar wilayah Tiongkok dan tuduhan kejahatan perang terhadap rakyat Tiongkok menjadi hal yang lumrah. Pada saat itu, beberapa perjanjian diberlakukan untuk membatasi jumlah angkatan laut di Samudra Pasifik.
Pada tahun 1934, Jepang mengakhiri kerja samanya dengan negara-negara besar lainnya di Pasifik, dengan menarik diri dari Perjanjian Lima Negara. Amerika Serikat bersama dengan negara-negara lain, mengkritik agresi Jepang.
Hubungan antara Amerika Serikat dan Jepang memburuk, ketika pasukan Jepang mengincar Indochina dengan tujuan merebut wilayah-wilayah kaya minyak di Hindia Timur. Amerika Serikat kemudian memberlakukan embargo terhadap minyak, dan bahan bakar penerbangan yang dikirim ke Jepang dan membekukan aset-aset Negeri Sakura di Amerika Serikat.
Jepang yang merasakan konflik tak terelakkan, mulai merencanakan serangan terhadap Pearl Harbor pada bulan April 1941. Pengeboman ke markas Amerika di Pearl Harbor oleh Jepang, akhirnya dilakukan pada tanggal 7 Desember 1941.
Serangan itu secara resmi membawa Amerika Serikat ke dalam Perang Dunia II. Dalam serangan mendadak tersebut, Jepang menenggelamkan beberapa kapal, menghancurkan ratusan pesawat, dan merenggut ribuan nyawa.
Tujuan Jepang adalah melumpuhkan armada Pasifik AS. Strategi itu nyatanya hampir berhasil. Tapi, perang yang terjadi kemudian memakan biaya yang mahal.
Setelah Presiden Roosevelt meninggal pada tanggal 12 April 1945, Presiden Harry Truman harus memutuskan cara untuk mengakhiri perang yang tak kunjung berakhir. Pikiran untuk menyerang Jepang membuat Truman dan para penasihatnya berpikir ulang.
Jepang seperti tak mau mengalah, membuat Amerika yakin bahwa mereka lebih baik mati daripada menyerah. Harry Truman kemudian mengetahui tentang Proyek Manhattan, sebuah upaya ilmiah rahasia untuk membuat bom atom.
(aau/aau)