Penyintas Bom Atom Jepang Kecam Trump soal Rencana Uji Coba Nuklir AS

Penyintas Bom Atom Jepang Kecam Trump soal Rencana Uji Coba Nuklir AS

Novi Christiastuti - detikJabar
Jumat, 31 Okt 2025 23:00 WIB
President Donald Trump, center, reviews an honour guard, escorted by Japan’s Prime Minister Sanae Takaichi on his arrival at Akasaka Palace in Tokyo, Japan, Tuesday, Oct. 28, 2025. (AP Photo/Mark Schiefelbein)
Trump dan PM Jepang Sanae Takaichi saat seremoni penyambutan kenegaraan di Tokyo. Foto: AP Photo/Mark Schiefelbein
Jakarta -

Kelompok penyintas bom atom Jepang, penerima Hadiah Nobel Perdamaian 2024, melancarkan protes keras terhadap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Mereka mengecam keputusan Trump yang secara mengejutkan memerintahkan dimulainya kembali uji coba senjata nuklir AS.

Menurut laporan AFP, Jumat (31/10/2025), Nihon Hidankyo-kelompok penyintas bom atom Jepang-menyebut perintah tersebut "sama sekali tidak dapat diterima".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih dari 200.000 jiwa tewas ketika AS menjatuhkan dua bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada akhir Perang Dunia II. Peristiwa itu menjadi satu-satunya penggunaan senjata nuklir dalam perang.

Para penyintas, yang dikenal sebagai hibakusha, telah menanggung trauma fisik dan psikologis selama puluhan tahun, disertai stigma sosial yang melekat pada korban bom atom.

ADVERTISEMENT

Setelah Trump mengumumkan pada Kamis (30/10) bahwa dirinya telah memerintahkan Pentagon memulai kembali uji coba senjata nuklir demi menyaingi kekuatan Rusia dan Tiongkok, Nihon Hidankyo segera mengirim surat protes ke Kedutaan Besar AS di Tokyo.

"Arahan tersebut secara langsung bertentangan dengan upaya negara-negara di seluruh dunia yang memperjuangkan dunia yang damai tanpa senjata nuklir dan sama sekali tidak dapat diterima," tegas Nihon Hidankyo dalam surat protesnya yang salinannya diperoleh AFP, Jumat (31/10).

Wali Kota Nagasaki, Shiro Suzuki, turut mengecam langkah Trump. Ia menyebut kebijakan itu "menginjak-injak upaya orang-orang di seluruh dunia yang telah bersusah payah mewujudkan dunia tanpa senjata nuklir".

"Jika uji coba senjata nuklir segera dimulai, bukankah hal itu akan membuat dia (Trump-red) tidak layak menerima Hadiah Nobel Perdamaian?"
ujar Suzuki kepada wartawan, menyinggung rencana Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi, yang ingin mencalonkan Trump meraih Nobel Perdamaian.

Tahun lalu, Hidankyo menerima Hadiah Nobel Perdamaian atas perjuangan mereka menghapus senjata nuklir dari muka bumi. Dalam pidato penerimaannya, organisasi ini menyerukan negara-negara di dunia untuk bersama-sama mengakhiri era persenjataan nuklir.

Dua kelompok penyintas lainnya di Hiroshima, yakni Kongres Hiroshima Menentang Bom A-dan-H (Hiroshima Gensuikin) dan Federasi Asosiasi Korban Bom A Prefektur Hiroshima, juga melayangkan protes serupa.

"Kami memprotes keras dan dengan tegas menuntut agar eksperimen semacam itu tidak dilakukan," tegas kedua kelompok tersebut dalam pernyataan bersama.

"Sifat senjata nuklir yang tidak manusiawi terbukti dari kehancuran yang disaksikan di Hiroshima dan Nagasaki," lanjut pernyataan mereka. Kedua organisasi itu juga telah mengirimkan surat protes ke Kedutaan Besar AS di Tokyo.

Artikel ini telah tayang di detikNews.

(nvc/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads