Bentrokan antara Thailand dan Kamboja diprediksi bisa berkembang menjadi perang. Kemungkinan ini dilontarkan Pelaksana Tugas (Plt) Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai usai 15 warga Thailand tewas akibat serangan Kamboja.
Dilansir detikNews, sebagain besar korban tewas merupakan warga sipil. Selain itu, lebih dari 138 ribu orang juga harus diungsikan dari perbatasan Thailand yang menjadi pusat ketegangan dengan negara tetangga. Hingga Jumat (25/7), aksi saling serang pasukan militer masih berlangsung.
Dalam pernyataan yang dilansir AFP, Phumtham memperingatkan Kamboja akan kemungkinan bentrokan berubah menjadi perang. Pihak militer Thailand juga telah diinstruksikan untuk mengambil tindakan tegas dalam situasi darurat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami telah mencoba berkompromi karena kita bertetangga, tetapi kami sekarang telah menginstruksikan militer Thailand untuk segera bertindak jika terjadi keadaan darurat," tegas Phumtham kepada wartawan di Bangkok pada Jumat (25/7/2025).
"Jika situasi memanas, dapat berkembang menjadi perang, meskipun untuk saat ini, masih terbatas pada bentrokan," lanjutnya.
Kementerian Kesehatan Thailand melaporkan 14 warga sipil dan 1 tentara tewas akibat rentetan serangan Kamboja. Sebanyak 46 orang juga mengalami luka-luka, termasuk 15 orang tentara.
Sementara otoritas Kamboja melaporkan bahwa seorang warga lansia tewas akibat serangan Thailand di Provinsi Oddar Meanchey. Lima orang juga dilaporkan luka-luka.
Bentrokan terjadi sejak Kamis (24/7) pagi di wilayah perbatasan Thailand-Kamboja yang dikenal sebagai Segitiga Zamrud. Pertempuran difokuskan di enam area yang disengketakan, termasuk di dekat dua kuil kuno.
Pasukan Kamboja dilaporkan menembakkan serangkaian roket dan peluru artileri ke wilayah Thailand. Sebagaia balasan, Thailand meluncurkan sejumlah jet tempur F-16 dan menargetkan lokasi-lokasi militer di wilayah Kamboja.
Pada Jumat (25/7) sekitar pukul 04.00 waktu setempat, pertempuran kembali terjadi di tiga wilayah perbatasan. Militer Thailand mengklaim pihak Kamboja melancarkan pengeboman dengan senjata berat, artileri lapangan, dan sistem roket BM-21. Pasukan Thailand merespons dengan "tembakan dukungan yang sepadan".
(des/des)