Konflik Thailand-Kamboja Memanas di Perbatasan Segitiga Zamrud

Internasional

Konflik Thailand-Kamboja Memanas di Perbatasan Segitiga Zamrud

Novi Christiastuti - detikKalimantan
Kamis, 24 Jul 2025 17:01 WIB
(FILES) Cambodian soldiers (R) and Thai soldier (L) stand guard at the disputed ancient Khmer temple Prasat Ta Muen Thom, or Prasat Ta Moan Thom in Khmer, on the Cambodian-Thai border in Oddar Meanchey province on March 26, 2025. Cambodian and Thai troops exchanged fire in a new round of clashes on July 24, 2025, hours after the two sides downgraded diplomatic relations in an escalating row over a disputed border. (Photo by TANG CHHIN Sothy / AFP)
Tentara Kamboja dan Thailand berjaga di area perbatasan yang disengketakan. Foto: AFP/TANG CHHIN SOTHY
Bangkok -

Ketegangan meletus di perbatasan Thailand dan Kamboja.Tentara kedua negara dilaporkan saling tembak menyusul sengketa di area perbatasan pada Kamis (24/7) waktu setempat.

Dilansir detikNews, Thailand dan Kamboja terlibat pertikaian alot mengenai wilayah yang dikenal dengan nama Segitiga Zamrud. Perbatasan yang juga bersinggungan dengan Laos ini merupakan lokasi bagi beberapa kuil kuno.

Perselisihan itu sendiri sudah berlangsung selama beberapa dekade. Namun, ketegangan meningkat setelah pada Mei lalu seorang tentara Kamboja tewas dalam baku tembak di area perbatasan. Kedua negara saling menuduh pihak lain sebagai yang memulai tembakan lebih dulu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut sumber pemerintah Kamboja, sebagaimana dikutip AFP, kekerasan kembali terjadi pada Kamis pagi di dekat kuil area perbatasan antara Provinsi Surin di Thailand dan Oddar Meanchey di Kamboja. Juru Bicara Kementerian Pertahanan Kamboja Maly Socheata menuding militer Thailand telah melanggar integritas teritorial kerajaan mereka.

"Sebagai respons, Angkatan Bersenjata Kamboja menggunakan hak mereka yang sah untuk membela diri, sesuai sepenuhnya dengan hukum internasional, untuk menangkis serangan Thailand dan melindungi kedaulatan serta integritas wilayah Kamboja," tegas Maly.

Sementara militer Thailand dalam pernyataan resmi menyatakan bentrokan terjadi setelah suara drone Kamboja mengudara di atas Kuil Ta Muen mereka sekitar pukul 07.35 waktu setempat. Kemudian pada Rabu (23/7), lima tentara Thailand dilaporkan terluka akibat ledakan ranjau darat di area distrik Nam Yuen, Provinsi Ubon Ratchathani.

Kamboja juga dilaporkan menembakkan roket BM-21 ke wilayah sengketa dan melukai 3 warga sipil Thailand. Thailand menyebutnya sebagai "serangan terarah terhadap warga sipil". Sebagai balasan, Thailand mengerahkan jet tempur F-16 dan menyerang dua target militer di wilayah Kamboja.

"Kami telah menggunakan kekuatan udara terhadap target-target militer sesuai rencana," sebut Juru Bicara Militer Thailand Ritcha Suksuwanon.

Akibat situasi yang makin panas, Pemerintah Thailand menarik pulang duta besarnya (dubes) yang berada di Phnom Penh. Sementara dubes Kamboja di Bangkok, Thailand, diusir kembali ke Kamboja.

Pelaksana Tugas (Plt) Perdana Menteri (PM) Thailand, Phumtham Wechayachai, menyatakan militer Thailand telah melakukan penyelidikan atas insiden ledakan ranjau darat. Mereka menemukan pihak Kamboja telah memasang ranjau tersebut di wilayah Thailand. Tuduhan ini dibantah militer Kamboja di Phnom Penh.

"Pemerintah juga telah memutuskan untuk menurunkan level hubungan diplomatik dengan menarik Duta Besar Thailand untuk Kamboja dan mengusir Duta Besar Kamboja untuk Thailand," ucap Phumtham.




(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads