Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar bercerita tentang kelebihan Presiden Prabowo Subianto dalam berdiplomasi dengan Kerajaan Saudi pada lawatannya beberapa hari lalu. Prabowo bisa membuat suasana tegang menjadi cair saat berdiskusi dalam satu ruangan.
"Empat kali pertemuan di dalam satu hari, antara Presiden dengan Raja Saudi Arabia dalam lingkungan MBS (Muhammad bin Salman), sebagai Putra mahkota, sekaligus sebagai Perdana Menteri, dan juga representasi daripada pemerintah tertinggi Saudi Arabia," kata Nasaruddin di hadapan petugas haji saat penutupan operasional penyelenggaraan haji di Kantor Kemenag, Jakarta Pusat, dikutip dari detikNews, Senin (14/7/2025).
Menurutnya, pertemuan pertama berlangsung tegang dan sangat formal. Dia melihat MBS tidak tersenyum sama sekali saat rombongan pemerintah Indonesia tiba.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi setelah Bapak Presiden Prabowo pintar sekali berdiplomasi, ada satu pernyataan dalam bahasa Inggris ya, mengatakan bahwa 'meskipun umur adinda itu lebih mudah daripada saya, tetapi adinda adalah penguasa Tanah Haram, Haramain, maka kami harus respect, angkat topi terhadap kehebatan Saudi Arabia, menjadi pelayan-pelayan umat'," kata Nasaruddin.
Nasaruddin lantas melihat MBS mulai lebih santai memandang Prabowo. Tepuk tangan pun dilakukan oleh tuan rumah.
Bahkan MBS dan para menterinya tertawa mendengar candaan Prabowo. Kala itu, MBS memaparkan bahwa jemaah Indonesia adalah yang paling banyak meninggal saat ibadah haji.
"Raja menyampaikan laporan yang disusun oleh Menteri-Menteri Haji, begitu banyaknya jemaat haji Indonesia sampai kontributor terbesar jumlah jemaat haji yang wafat adalah 14 persen. 14 persen jemaah haji yang wafat di Saudi Arabia dari Indonesia," ucapnya.
"Terus ditanggapi lagi oleh Pak Presiden, 'ya kami bisa mengerti bapak, karena memang cita-citanya jemaah haji Indonesia itu kebanyakan dari mereka ingin meninggal di Mekah'. Jadi semua terpingkal-pingkal ketawa," sambung dia.
Prabowo juga menceritakan kisah Kiai Maimoen Zubair yang meninggal di Mekah ketika berumur 90 tahun. Kiai yang dipanggil Mbah Moen itu memang memiliki harapan demikian.
"Sampai Pak Presiden pun memberikan satu contoh, 'contohnya guru saya, Kiai Haji Maimun Zubair, lebih 90 tahun umurnya, dinasehati jangan berangkat ke Tanah Suci, tidak. Dia akan memilih berangkat. Ya kalau meninggal di Tanah Suci itu lebih afdal," ungkapnya.
Artikel ini sudah tayang di detikNews.
(bai/bai)