Gejala Kanker Saluran Empedu Dialami Wanita Samarinda: Urine Seperti Teh

Gejala Kanker Saluran Empedu Dialami Wanita Samarinda: Urine Seperti Teh

Suci Risanti Rahmadania - detikKalimantan
Minggu, 13 Jul 2025 20:31 WIB
Wanita di Samarinda mengidap kanker saluran empedu stadium 4
Foto: Instagram/thea_agatha (atas izin yang bersangkutan)
Samarinda -

Seorang warga Samarinda bernama Agatha terkena kanker saluran empedu Stadium 4 setelah beberapa lama disalahartikan sebagai penyakit maag. Agatha menceritakan gejala yang dialaminya. Di antaranya sering merasa lelah dan urine keruh seperti teh.

Agatha baru mengetahui dirinya mengidap tumor ganas setelah berobat ke Jakarta. Sebelumnya, dia beberapa kali masuk UGD di Samarinda dengan keluhan seperti penyakit maag dan mendapat suntikan khusus obat maag. Bukannya sembuh, penyakitnya terasa semakin parah disertai demam.

"Kemudian saya cek ke dokter Gastroentero Hepatologi, dan diarahkan untuk Magnetic Resonance Cholangiopancreatography (MRCP)," katanya kepada detikHealth, Selasa (8/7/2025) lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awalnya beberapa dokter mendiagnosis Agatha hanya mengalami gangguan ringan pada hati. Namun, hasil MRCP menunjukkan terdapat batu yang menyumbat saluran empedu utama dan ditemukan kelainan struktur hati.

Pada Agustus 2024, Agatha berangkat ke Jakarta untuk mendapat perawatan lebih lanjut yang belum tersedia di Samarinda. Pemeriksaan ulang menunjukkan adanya tumor ganas di saluran empedu dan tumor telah menyebar ke hati.

Setelah pemeriksaan itu, kondisi Agatha membaik dan dia pun pulang ke Samarinda. Namun, kondisinya kembali memburuk pada November 2024.

"Namun bulan November muncul gejala kembali, yaitu kulit saya mulai menguning sampai ke mata saya. Urine juga kuning pekat seperti teh. Hal ini terjadi terutama jika kondisi tubuh saya terlalu lelah," tuturnya.

Akhirnya Agatha kembali ke Jakarta pada Januari 2025. Saat itulah dia mendapat penjelasan dari dokter bahwa dirinya terkena kanker saluran empedu dan sudah Stadium 4. Berat badan Agatha saat itu turun drastis hingga 10 kg.

Saat wanita berusia 38 tahun itu menjalani operasi pada Februari 2025, dokter menemukan sel kankernya sudah menyebar ke duodendum atau usus dua belas jari. Kemudian pada akhir Mei 2025 kemarin, Agatha menjalani prosedur Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP) dan dipasangi tiga stent di saluran empedu untuk mencegah penyumbatan.

Hingga kini, Agatha masih menjalani proses pengobatan. Terakhir pada Juni kemarin, Agatha menjalani imunoterapi. Dia lebih memilih cara itu dibandingkan kemoterapi karena tingkat kemungkinan berhasilnya kemoterapi sangat kecil.

"Seharusnya dengan kondisi gatal-gatal seperti ini saya sudah harus kontrol ke dokter dan kemungkinan ganti stent, namun posisi saya masih di Samarinda, paling lambat awal bulan depan saya kembali lagi ke Jakarta," pungkasnya.




(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads