Sempat dikira hanya kena penyakit maag, Agatha ternyata mengalami kondisi yang jauh lebih serius. Wanita Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) ini didiagnosis mengalami kanker saluran empedu. Sudah stadium 4. Padahal usianya masih terbilang muda, 38 tahun.
Dilansir detikHealth, Agatha mengaku awalnya dia mengalami nyeri pada lambung. Titiknya di bagian kanan atas perut, tepat di bawah rusuk.
Menurutnya, rasa nyeri itu seperti sakit maag pada umumnya. Agatha sempat masuk UGD sampai tiga kali dalam sebulan. Namun, penyakit yang dikira maag itu tak kunjung sembuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tiga kali juga di-inject dan didiagnosa hanya sakit maag, namun yang terakhir setelah di-inject obat maag, maag tidak kunjung sembuh, malah semakin parah dan disertai demam," tutur Agatha kepada detikHealth, Selasa (8/7/2025) lalu.
Rasa nyeri yang awalnya berada di kanan atas perut mulai menjalar. Agatha merasakan gatal-gatal di telapak tangan, kaki, hingga seluruh tubuh.
Kulitnya yang kuning langsat berubah semakin gelap. Agatha juga mengaku lebih cepat lelah, sering demam, dan menggigil setiap hari. Berat badannya turun 3 kg dalam sebulan.
"Namun kondisi tidak kunjung membaik, semakin menguning hingga badan lemas sampai saya tidak bisa kerja dan aktivitas normal, BB turun drastis, sering sesak napas," ceritanya.
Agatha pun memeriksakan diri ke dokter spesialis di Samarinda. Awalnya beberapa dokter mendiagnosis Agatha hanya mengalami gangguan ringan pada hati. Namun, Agatha belum lega.
"Kemudian saya cek ke dokter Gastroentero Hepatologi, dan diarahkan untuk Magnetic Resonance Cholangiopancreatography (MRCP)," lanjutnya.
Hasil MRCP menunjukkan terdapat batu yang menyumbat saluran empedu utama dan ditemukan kelainan struktur hati. Agatha lantas dirujuk ke dokter bedah digestif di Samarinda. Menurut dokter, kemungkinan Agatha memiliki kelainan bawaan atau genetik.
Agatha sampai pada titik harus menggunakan kursi roda karena terlalu lemah. Dia pun berangkat ke Jakarta pada Agustus 2024 untuk mendapat perawatan lebih lanjut, karena di Samarinda belum ada perawatan yang cukup mumpuni untuknya.
Setelah menjalani pemeriksaan ulang di Jakarta, Agatha menjalani operasi pertama pada September 2024. Hasil patologi anatomi (PA) menunjukkan adanya tumor ganas di saluran empedu. Tumor telah menyebar ke hati.
"Kemudian kami pulang. kondisi saya juga semakin membaik. Namun bulan November muncul gejala kembali, yaitu kulit saya mulai menguning sampai ke mata saya. Urine juga kuning pekat seperti teh. Hal ini terjadi terutama jika kondisi tubuh saya terlalu lelah," lanjutnya.
Agatha kembali ke Jakarta pada Januari 2025 karena kondisinya memburuk lagi. Bahkan kali ini berat badannya turun 10 kg. Agatha sering mengalami mual dan muntah.
Dari dokter di Jakarta, Agatha mendapat penjelasan bahwa dirinya ternyata terkena kanker saluran empedu. Kanker telah menyebar ke hati (metastasis) atau Stadium 4.
Agatha kemudian menjalani operasi kedua yakni operasi by pass lambung dan usus (Longmire procedure) pada Februari 2025. Sel kankernya saat itu sudah menyebar ke duodendum atau usus dua belas jari.
Agatha mengaku pernah dioperasi karena kista di hati dan usus pada umur 3 tahun. Dokter bilang kemungkinan penyakitnya yang dulu itu muncul lagi dan mengamuk setelah puluhan tahun.
"Ssebelumnya saya juga sudah beberapa kali operasi angkat tumor jinak di payudara. Jadi badan saya seperti lahan subur untuk tumor, seperti itu," ungkapnya.
Pada akhir Mei 2025 kemarin, Agatha menjalani prosedur Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP). Dia dipasangi tiga stent di saluran empedu untuk mencegah penyumbatan.
Lalu pada Juni 2025, Agatha memilih menjalani imunoterapi, setelah mempertimbangkan bahwa kemoterapi memiliki kemungkinan keberhasilan yang sangat kecil.
"Seharusnya dengan kondisi gatal-gatal seperti ini saya sudah harus kontrol ke dokter dan kemungkinan ganti stent, namun posisi saya masih di Samarinda, paling lambat awal bulan depan saya kembali lagi ke Jakarta," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di detikHealth.
Simak Video "Menikmati Keindahan Air Terjun dan Menyelami Keunikan Tanah Merah di Kalimantan"
[Gambas:Video 20detik]
(des/des)