Mempercepat Tayangan Video Bisa Memperburuk Kinerja Otak, Kok Bisa?

Mempercepat Tayangan Video Bisa Memperburuk Kinerja Otak, Kok Bisa?

Nikita Rosa - detikKalimantan
Minggu, 06 Jul 2025 22:01 WIB
Bahaya Trend Yes You Can di Tiktok
Ilustrasi menonton video. Foto: Getty Images/ibnjaafar
Balikpapan -

Beberapa orang lebih suka menonton video dengan kecepatan yang sudah dipercepat. Mungkin hal ini terasa efisien dan menghemat waktu, namun kebiasaan ini ternyata menyimpan risiko serius bagi kesehatan otak.

Keinginan mempercepat video biasanya dilakukan terutama generasi muda yang terbiasa mengonsumsi konten digital. Saat mendengarkan podcast, buku audio, dan video daring mereka akan mengatur dengan kecepatan pemutaran yang lebih tinggi dari normal.

Bagi mereka, ini telah menjadi bagian dari rutinitas belajar atau hiburan. Bahkan, dalam sebuah survei terhadap mahasiswa di California, tercatat bahwa 89 persen responden mengaku sering mengubah kecepatan saat menonton kuliah daring.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip detikEdu dari Science Alert, para peneliti menjelaskan bahwa saat menerima informasi melalui pendengaran, otak melalui tiga tahap pemrosesan memori yakni pengodean, penyimpanan, dan pengambilan kembali informasi. Pada fase awal, yaitu pengodean, otak butuh waktu untuk memahami setiap ucapan.

Kata demi kata harus diidentifikasi, lalu dihubungkan dengan makna berdasarkan konteks dan pengalaman sebelumnya yang tersimpan dalam memori. Informasi yang didengar akan ditampung sementara dalam sistem memori kerja, yakni sebuah ruang penyimpanan jangka pendek yang memungkinkan informasi dianalisis, digabungkan, dan diproses sebelum masuk ke memori jangka panjang.

Namun, karena kapasitas memori kerja sangat terbatas, jika informasi datang terlalu cepat, otak akan kewalahan. Hal ini menimbulkan kelebihan beban kognitif dan menyebabkan sebagian informasi tidak tersimpan dengan baik.

Sebuah tinjauan terhadap 24 studi tentang efektivitas belajar melalui video ceramah memperkuat temuan ini. Studi-studi tersebut membandingkan pemahaman peserta yang menonton video dalam kecepatan normal (1x) dengan peserta yang menontonnya dalam kecepatan lebih tinggi (1,25x hingga 2,5x).

Hasilnya menunjukkan bahwa menonton video dalam kecepatan tinggi cenderung berdampak negatif terhadap proses pembelajaran dan retensi informasi. Sama seperti dalam uji coba terkontrol acak yang digunakan untuk menguji perawatan medis, peserta secara acak dimasukkan ke masing-masing dari dua kelompok.

Kedua kelompok kemudian menyelesaikan tes yang sama setelah menonton video untuk menilai pengetahuan mereka tentang materi tersebut. Tes tersebut mengharuskan mereka mengingat informasi, menggunakan pertanyaan pilihan ganda untuk menilai ingatan mereka, atau keduanya.

Metaanalisis menunjukkan jika peningkatan kecepatan pemutaran memiliki efek negatif yang semakin meningkat pada kinerja tes. Pada kecepatan hingga 1,5x, biayanya sangat kecil. Namun pada 2x dan di atasnya, efek negatifnya sedang hingga besar.




(aau/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads