Alasan Samarinda Jadi Lokasi Pertama Sekolah Rakyat di Kaltim

Alasan Samarinda Jadi Lokasi Pertama Sekolah Rakyat di Kaltim

Yuda Almeiro - detikKalimantan
Jumat, 04 Jul 2025 19:01 WIB
Kepala Dinas Sosial Kalimantan Timur, Andi Muhammad Ishak. Foto: Yuda Almerio/detikkalimantan
Foto: Kepala Dinas Sosial Kalimantan Timur, Andi Muhammad Ishak. Foto: Yuda Almerio/detikkalimantan
Samarinda -

Kota Samarinda menjadi wilayah pertama di Kalimantan Timur yang memulai inisiasi pembangunan Sekolah Rakyat. Program pendidikan nasional yang digagas Kementerian Sosial (Kemensos) RI ini menyasar kelompok rentan dan masyarakat marginal sebagai bagian dari upaya memperluas akses pendidikan secara inklusif.

Kepala Dinas Sosial Kalimantan Timur, Andi Muhammad Ishak mengatakan dari lima wilayah yang diusulkan sebagai calon lokasi Sekolah Rakyat, hanya Samarinda yang dinyatakan layak berdasarkan evaluasi Kementerian Sosial.

"Lokasi di Samarinda, yang berada di kawasan sekitar Stadion Utama Palaran, telah dinyatakan siap bangun. Usulan lainnya dari Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara, Berau, dan provinsi sendiri masih dalam tahap persiapan lahan," ujar Andi kepada wartawan pada Jumat (4/7/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain pembangunan fisik, Kemensos juga menetapkan Samarinda sebagai daerah rintisan tahap 1B dan 1C. Sebanyak tiga lokasi strategis telah disiapkan untuk memulai kegiatan belajar-mengajar, yakni Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Kaltim di Samarinda Seberang, Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Samarinda, serta bekas asrama SMA Negeri 16 di Jalan Perjuangan.

"Untuk tahap awal, direncanakan pembukaan rombongan belajar dari jenjang SD hingga SMA, masing-masing menampung 25 siswa," ucap Andi.

Ia menambahkan, meski ada penyesuaian penggunaan ruang kelas di SMA 16 karena masih dipakai siswa reguler, kegiatan akan difokuskan di area asrama dengan dukungan fasilitas seperti lapangan upacara dan laboratorium yang digunakan secara bergilir.

Pemerintah pusat menargetkan pembangunan 200 unit Sekolah Rakyat hingga akhir 2025. Saat ini sebanyak 63 lokasi dinyatakan siap digunakan, sementara sisanya termasuk Samarinda, masih dalam tahap rintisan.

Andi mengatakan tim dari Kementerian PUPR telah melakukan peninjauan langsung untuk memastikan kesiapan infrastruktur. Fasilitas seperti tempat tidur, meja, dan perlengkapan belajar dipastikan akan tersedia sebelum proses belajar dimulai.

"Sambil menunggu berita acara dari Kementerian PU, kami juga sudah mulai mengidentifikasi calon siswa. Proses seleksi akan dimulai begitu semua fasilitas dipastikan lengkap," ujar Andi.

Adapun seluruh tenaga pendidik akan disiapkan oleh pemerintah pusat melalui skema rekrutmen nasional. Andi berharap, kehadiran Sekolah Rakyat dapat menjadi lompatan besar dalam menyediakan pendidikan alternatif yang lebih adil, terutama bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera.




(aau/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads