Puasa Asyura Tanggal Berapa? Berikut Jadwal dan Hukum Menunaikannya

Puasa Asyura Tanggal Berapa? Berikut Jadwal dan Hukum Menunaikannya

Anindyadevi Aurellia - detikKalimantan
Senin, 23 Jun 2025 22:00 WIB
Ilustrasi Buka Puasa Bersama
Ilustrasi buka puasa. Foto: Dok. Istimewa
Balikpapan -

Salah satu amalan yang bisa dilakukan saat menyambut tahun baru Islam ialah berpuasa. Puasa bisa dilakukan di bulan Muharram, sebagai salah satu bulan yang istimewa dan disebut syahrullah atau bulan Allah.

Bulan ini merupakan waktu yang dianjurkan untuk melaksanakan ibadah dan memulai banyak tujuan yang baik dalam hidup. Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriyah. Pada bulan inilah Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekah ke Madinah.

Salah satu amalan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW di bulan ini ialah berpuasa yakni puasa Asyura dan Tasu'a. Simak berikut waktu dan ketentuannya, serta keutamaannya, dirangkum dari detikHikmah, kanal YouTube resmi Ponpes Al-Bahjah Cirebon Al-Bahjah TV, laman Rumaysho, dan beberapa literatur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jadwal Puasa Asyura dan Tasu'a

Mengacu pada Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang diterbitkan oleh Kementerian Agama, Tahun Baru Islam 2025 atau 1 Muharram 1447 Hijriah bertepatan dengan Jumat, 27 Juni 2025. Namun, menurut Islamic Hijri Calendar seperti dilihat dalam situsnya, 1 Muharram 1447 Hijriah jatuh pada Kamis, 26 Juni 2025 atau sehari lebih cepat daripada kalender terbitan Kemenag RI.

Jika menengok kalender bulan Muharram yang sudah ditetapkan Kementerian Agama RI, maka puasa Asyura dapat dilakukan pada Minggu, 6 Juli 2025 atau 10 Muharram. Sementara puasa Tasu'a dapat dilakukan pada sehari sebelum, atau sehari sesudah puasa Asyura. Bahkan jika berhalangan, dapat juga dilakukan di hari lainnya di bulan Muharram.

Maka puasa bisa dilakukan pada sehari sebelum yakni Sabtu, 5 Juli 2025 atau 9 Muharram, seperti yang dianjurkan Rasulullah. Bisa juga pada sehari setelah yakni Senin, 7 Juli 2025 atau 11 Muharram.

Berikut rincian kalender Hijriah sepanjang akhir bulan Juni sampai awal bulan Juli 2025, mengacu kalender terbitan Kemenag RI:

1 Muharram 1447 Hijriah: Jumat, 27 Juni 2025 (Tahun Baru Islam)
2 Muharram 1447 Hijriah: Sabtu, 28 Juni 2025
3 Muharram 1447 Hijriah: Minggu, 29 Juni 2025
4 Muharram 1447 Hijriah: Senin, 30 Juni 2025
5 Muharram 1447 Hijriah: Selasa, 1 Juli 2025
6 Muharram 1447 Hijriah: Rabu, 2 Juli 2025
7 Muharram 1447 Hijriah: Kamis, 3 Juli 2025
8 Muharram 1447 Hijriah: Jumat, 4 Juli 2025
9 Muharram 1447 Hijriah: Sabtu, 5 Juli 2025
10 Muharram 1447 Hijriah: Minggu, 6 Juli 2025 (Puasa Asyura)
11 Muharram 1447 Hijriah: Senin, 7 Juli 2025
12 Muharram 1447 Hijriah: Selasa, 8 Juli 2025
13 Muharram 1447 Hijriah: Rabu, 9 Juli 2025
14 Muharram 1447 Hijriah: Kamis, 10 Juli 2025
15 Muharram 1447 Hijriah: Jumat, 11 Juli 2025
16 Muharram 1447 Hijriah: Sabtu, 12 Juli 2025
17 Muharram 1447 Hijriah: Minggu, 13 Juli 2025
18 Muharram 1447 Hijriah: Senin, 14 Juli 2025
19 Muharram 1447 Hijriah: Selasa, 15 Juli 2025
20 Muharram 1447 Hijriah: Rabu, 16 Juli 2025
21 Muharram 1447 Hijriah: Kamis, 17 Juli 2025
22 Muharram 1447 Hijriah: Jumat, 18 Juli 2025
23 Muharram 1447 Hijriah: Sabtu, 19 Juli 2025
24 Muharram 1447 Hijriah: Minggu, 20 Juli 2025
25 Muharram 1447 Hijriah: Senin, 21 Juli 2025
26 Muharram 1447 Hijriah: Selasa, 22 Juli 2025
27 Muharram 1447 Hijriah: Rabu, 23 Juli 2025
28 Muharram 1447 Hijriah: Kamis, 24 Juli 2025
29 Muharram 1447 Hijriah: Jumat, 25 Juli 2025

Hukum Menunaikan Puasa Asyura dan Tasu'a

Dalam buku berjudul Membangun Muslim Moderat oleh Asep Maulana Rohimat, hari Asyura juga disebutkan dalam Al-Qur'an. Pada hari tersebut, Firaun tenggelam di laut ketika mengejar Nabi Musa AS.

Menurut sebuah hadits dalam Mukhtasar Shahih Muslim, puasa pada hari Asyura merupakan perintah langsung dari Rasulullah SAW dan memiliki keutamaan luar biasa.

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدِمَ الْمَدِينَةَ فَوَجَدَ الْيَهُودَ صِيَامًا يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي تَصُومُونَهُ فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ أَنْجَى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَقَوْمَهُ وَغَرَّقَ فِرْعَوْنَ وَقَوْمَهُ فَصَامَهُ مُوسَى شُكْرًا فَنَحْنُ نَصُومُهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَحْنُ أَحَقُّ وَأَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ فَصَامَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

Artinya: Dari Ibnu Abbas RA, bahwasanya Rasulullah SAW datang ke Madinah, lalu beliau mendapati orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura, kemudian Rasulullah SAW bertanya kepada mereka, "Hari apa yang kalian berpuasa ini?" Mereka menjawab, "Ini hari yang agung. Pada hari ini Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya, dan Allah menenggelamkan Fir'aun beserta kaumnya, maka Musa berpuasa pada hari ini sebagai rasa syukur, dan kami pun berpuasa pada hari ini." Kemudian Rasulullah berkata, "Kamilah yang lebih berhak dan lebih utama daripada kalian terhadap Musa." Maka Rasulullah berpuasa pada hari itu, dan memerintahkan orang-orang untuk berpuasa. (HR Muslim)

Prof KH Yahya Zainul Ma'arif atau akrab disapa Buya Yahya, pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon menjelaskan Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam mendorong umatnya banyak melakukan puasa pada bulan tersebut. Dari sebulan itu, puasa yang paling ditekankan untuk dilakukan adalah puasa pada hari Asyura yaitu pada tanggal 10 Muharram.

"Dari 12 bulan Allah, empat di antaranya bulan haram salah satunya adalah Muharram, itu adalah bulan yang dimuliakan, bukan bulan petaka. Ndak ada itu, jangan dipercaya. Itu adalah suudzon pada Allah. Bulan Muharram itu justru istimewa, malah lakukan puasa. Sebaik-baik puasa setelah Bulan Ramadhan adalah di Muharram. Dulu Nabi menyuruh para sahabat berpuasa, 10 Muharram hendaknya puasa. Sunnah berpuasa di 9 atau 11 Muharram untuk membedakan hari agung kaum Yahudi. Wallahu A'lam bishawab," ucapnya.

Ustad Muhammad Abduh Tuasikal, Pimpinan Ponpes Darush Sholihin dalam laman Rumaysho menyebut senada. bahwa Nabi menyuruh para sahabat berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Sunnah berpuasa di 9 atau 11 Muharram untuk membedakan hari agung kaum Yahudi.

"Intinya, kita lebih baik berpuasa dua hari sekaligus yaitu pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Karena dalam melakukan puasa 'Asyura ada dua tingkatan yaitu: [1] Tingkatan yang lebih sempurna adalah berpuasa pada 9 dan 10 Muharram sekaligus, dan [2] Tingkatan di bawahnya adalah berpuasa pada 10 Muharram saja," tulis Ustad Muhammad Abduh.

Dalil dan Keutamaan Puasa Asyura dan Tasu'a

Dari sekian hari di bulan Muharram, yang lebih afhol adalah puasa hari 'Asyura, yaitu pada 10 Muharram. Namun, puasa Asyura bersifat sunnah, artinya jika tidak mampu maka tidak perlu dipaksakan untuk dilakukan. Seperti sabda Rasul berikut:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِصِيَامِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ كَانَ مَنْ شَاءَ صَامَ وَمَن شَاءَ أَفْطَرَ

Artinya: "Dahulu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk berpuasa Asyura, tatkala puasa Ramadhan diwajibkan, maka bagi siapa yang ingin berpuasa puasalah, dan siapa yang tidak ingin, tidak usah berpuasa" [Hadits Riwayat Bukhari 2001]

Umat muslim juga dianjurkan berpuasa pada hari sebelumnya, yaitu berpuasa pada hari kesembilan (tasu'a). Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata bahwa ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan puasa hari 'Asyura dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, pada saat itu ada yang berkata:

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى.

Artinya: "Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani." Lantas beliau mengatakan,

فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ - إِنْ شَاءَ اللَّهُ - صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ

Artinya: "Apabila tiba tahun depan -insya Allah (jika Allah menghendaki)- kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan." Ibnu Abbas mengatakan,

فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.

Artinya: "Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia." (HR. Muslim no. 1134)

Dari puasa Asyura dan Tasu'a, selain kita mendapat pahala karena meneladani Rasulullah, kita juga dapat mendapat ampunan dosa oleh Allah. Berpuasa pada hari tersebut akan menghapuskan dosa-dosa setahun yang lalu. Abu Qotadah Al Anshoriy berkata:

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

Artinya: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, "Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang." Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa 'Asyura? Beliau menjawab, "Puasa 'Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim no. 1162)

Nah, itulah tadi penjelasan mengenai puasa Asyura dan Tasu'a. Di tahun ini hendaknya kita selalu mengisi dengan hal-hal yang disenangi Allah dan selalu berprasangka baik pada-Nya. Wallahualam bishawab.




(aau/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads