Kepanikan Landa Israel: Pasien Dipindah ke RS Bawah Tanah, Warga Panic Buying

Internasional

Kepanikan Landa Israel: Pasien Dipindah ke RS Bawah Tanah, Warga Panic Buying

Devandra Abi Prasetyo - detikKalimantan
Rabu, 18 Jun 2025 13:30 WIB
Sisa-sisa kepulan asap masih membubung di langit Tel Aviv, sementara puing-puing bangunan berserakan di jalanan. Serangan rudal yang diluncurkan Iran dalam eskalasi terbaru konflik di Timur Tengah telah menghantam salah satu sudut kota metropolitan Israel. REUTERS/Ronen Zvulun
Foto: REUTERS/Ronen Zvulun
Tel Aviv -

Pemerintah Israel mulai memindahkan pasien-pasien ke rumah sakit bawah tanah untuk menghindari serangan rudal dari Iran. Hingga kini, situasi antara Israel dan Iran masih memanas dan rudal Iran dapat menyerang kapan saja.

Dikutip detikHealth dari The Times of Israel, pasien-pasien yang terluka secara bertahap dipindahkan ke Sheba Medical Center, RS bawah tanah di Ramat Gan. Presiden Isaac Herzog pun sempat mengunjungi para pasien tersebut.

"(Rumah sakit bawah tanah) untuk melindungi mereka (pasien) dari serangan rudal (Iran) yang datang," tulis pernyataan dari kantor kepresidenan Israel, dikutip Rabu (18/6/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak rumah sakit bawah tanah ini beroperasi, tercatat ada 200 korban luka akibat serangan Iran. Tingkat keparahan lukanya bervariasi.

Diberitakan NBC News, rumah sakit bawah ini dilengkapi fasilitas yang cukup untuk merawat pasien luka-luka. Bahkan ada fasilitas EKG Centre hingga ruang operasi.

Situasi darurat tak hanya dirasakan di dunia medis. Berbagai wilayah Israel juga masih mencekam hingga menyebabkan warga melakukan pembelian mendadak barang-barang konsumsi atau panic buying untuk menghadapi konflik yang belum dipastikan kapan akan berakhir.

Al Jazeera melaporkan, warga memborong makanan hingga kebutuhan pokok lainnya untuk bertahan hidup di tengah perang. Ilmuwan politik Israel Ori Goldberg mengatakan pemerintah Israel mengimbau warganya untuk menimbun cukup kebutuhan pokok untuk bertahan selama dua minggu.

"Saya tinggal di atas sebuah toko kelontong kecil. Saya pergi ke sana sekitar pukul 10 pagi. Rasanya seperti jatuhnya Saigon. Antreannya panjang sekali dan hanya tersisa barang-barang kering yang paling buruk. Sungguh histeris," katanya, dikutip dari Lorient Today.

Video viral juga menunjukkan pembelian massal di sebuah supermarket di Tel Aviv. Supermarket terlihat penuh sesak, antrean panjang di kasir, dan pelanggan membawa keranjang penuh barang.




(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads