Kompak Ayah-Anak Akting Hidup Susah, Duit Bantuan Dipakai Judi Online

Regional

Kompak Ayah-Anak Akting Hidup Susah, Duit Bantuan Dipakai Judi Online

Rangga Musabar - detikKalimantan
Selasa, 17 Jun 2025 11:00 WIB
Siswa Sekolah Dasar (SD) bernama Galang Rawadhan (12) di Tojo Una-una, Sulawesi Tengah (Sulteng) menangis gegara diminta berhenti sekolah oleh ayahnya, Rikson Lawadan.
Foto: Siswa di Tojo Una-una, Sulawesi Tengah (Sulteng) menangis gegara diminta berhenti sekolah oleh ayahnya, Rikson Lawadan. (dok. istimewa)
Tojo Una-una -

Sepasang ayah-anak di Tojo Una-una, Sulawesi Tengah, sempat viral karena video sang anak menangis tak mau berhenti sekolah. Dalam video viral itu, narasi menyebutkan bahwa sang ayah menderita lumpuh hingga tak mampu mencari nafkah untuk menyekolahkan anaknya.

Usut punya usut, ternyata video berdurasi 37 detik itu hanya settingan. Dilansir detikSulsel, sang ayah yang bernama Rikson Lawadang mengarahkan anaknya, G (12), untuk menangis seolah-olah sedih karena tidak bisa bersekolah lagi. G yang tampak mengenakan seragam putih-merah meraung-raung di dekat pintu.

Video itu dibuat untuk menarik simpati warganet. Kapolsek Una-una AKP Mustarim Abbas mengatakan G sebenarnya tetap bisa bersekolah dan tidak ada masalah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu (video viralnya) sebenarnya semacam film setingan. Informasi dari tetangga bilang itu semua disusun seperti film. Anak itu sebenarnya tetap sekolah, bukan tidak sekolah," kata Mustarim kepada detikSulsel, Minggu (15/6/2025).

Mustarim juga mengungkapkan bahwa seharusnya G sudah duduk di bangku SMP. Namun, karena diduga tidak fokus bersekolah, saat ini G masih SD.

"Itu sengaja direkam oleh orang tuanya supaya menarik perhatian publik. Anaknya itu juga malas bersekolah, seharusnya dia itu sudah SMP," beber Mustarim.

Setelah ditelusuri lagi, Rikson dan anaknya ternyata sudah pernah membuat video serupa sebelumnya. Mereka sengaja membuat video semacam ini untuk mendapat bantuan dari penonton video mereka. Bantuan tersebut kemudian digunakan untuk judi online.

"Bahkan sebelumnya, saat menjelang Lebaran, dia juga pernah minta bantuan untuk beli baju, itu berhasil. Setelah itu kemungkinan dananya habis buat deposit judi, makanya dibuat lagi video baru," paparnya.

Polisi telah mengantongi bukti rekayasa oleh ayah dan anak tersebut serta keterlibatan mereka dalam judi online. Salah satunya dari keterangan tetangga-tetangga mereka.

"Makanya saya juga tidak terlalu gegabah bertindak. Tapi ini atas perintah, jadi kami telusuri juga. Orang-orang di sekitar sudah tahu karakter dan kebiasaannya. Saya sudah punya bukti keterlibatan judolnya itu," ujarnya.

Untuk saat ini, pihak kepolisian masih mendalami terkait pelanggaran yang dilakukan Rikson dan putranya. Menurut Mustarim, jika konten viral menyesatkan ini masih terus memakan korban, maka Rikson dan putranya bisa dijerat pasal penipuan.

"Kami sudah berupaya semaksimal mungkin. Tapi kalau masih terus viral dengan konten seperti itu, nanti kami akan proses soal judi online-nya. Bisa dikenakan pasal penyalahgunaan bantuan atau penipuan publik," pungkasnya.




(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads