Investasi sebenarnya sudah dikenal sejak lama dalam tradisi Islam. Bahkan, Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai seorang pebisnis ulung sekaligus investor yang sukses. Rasulullah menjadi teladan dalam meraih kestabilan dan kemandirian finansial.
Dikutip detikHikmah dalam buku Rahasia Bisnis Rasulullah karya Malahayati, disebutkan bahwa karier dagang Nabi Muhammad SAW mulai bersinar sejak usia 25 tahun. Selain dikenal sebagai pedagang yang berhasil, rasul juga terkenal sebagai pribadi yang murah hati.
Sebuah riset berjudul The Rasulullah Way of Business mengungkapkan bahwa aktivitas bisnis dan investasi Rasulullah sudah dimulai sejak muda. Meski tak memiliki kekayaan besar, rasul memiliki modal sosial berupa kejujuran dan amanah yang sangat berharga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Reputasinya sebagai sosok yang jujur dan dapat dipercaya (al-Amin) membuat banyak orang dengan sukarela mempercayakan harta mereka kepadanya. Dari situlah rasul memperoleh akses modal dan membangun jaringan yang mendukung usahanya.
Setelah berhasil dalam usaha dagang dan memperoleh keuntungan melalui sistem bagi hasil, Nabi Muhammad SAW tak hanya menggunakannya untuk kebutuhan pribadi. Rasulullah mengembangkan hasil tersebut menjadi investasi jangka panjang demi menciptakan pemasukan pasif, atau passive income.
Sekedar diketahui, jual beli dalam Islam diperbolehkan selama tidak mengandung unsur yang diharamkan seperti riba, gharar (ketidakjelasan), penipuan, atau barang haram. Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda:
"Sebaik-baik pekerjaan adalah pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur (jujur dan tidak curang)." (HR Ahmad dan Al-Hakim)
Perjalanan investasi Nabi Muhammad SAW bermula di bidang peternakan. Sejak berusia 10 tahun, rasul sudah terbiasa menggembala kambing dan domba milik pamannya, yang memberikan pengalaman berharga dalam mengelola hewan ternak.
Ketika dewasa, rasul mengembangkan usaha ini dan berhasil memiliki puluhan unta serta berbagai hewan lain seperti sapi, kuda, keledai, dan domba, sebagaimana dijelaskan di situs Musaffa dan laporan detikcom.
Usaha peternakan ini menjadi salah satu sumber penghasilan berkelanjutan dan turut menambah kekayaan Rasulullah. Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga berinvestasi dalam sektor tanah dan properti yang adil dan menguntungkan kedua belah pihak.
Artikel ini telah tayang di detikHikmah, baca selengkapnya di sini dan sini!
(aau/aau)