"Mayday... tidak ada daya dorong, kehilangan tenaga, tidak dapat mengangkat." Kalimat itu menjadi pesan terakhir yang terekam dari suara Kapten Sumeet Sabharwal, pilot pesawat Air India yang jatuh di Ahmedabad pada Rabu siang, 12 Juni 2025.
Suara itu terdengar hanya 47 detik setelah pesawat Boeing 787 Dreamliner lepas landas dari Bandara Internasional Sardar Vallabhbhai Patel.
Penerbangan AI-171 rute Ahmedabad-London Gatwick itu seharusnya menjadi perjalanan rutin. Namun takdir berkata lain. Hanya dalam waktu kurang dari satu menit setelah mengudara, Kapten Sabharwal dan kopilot Clive Kundar menghadapi kegagalan sistem. Pesawat mendadak kehilangan daya dorong dari kedua mesin, membuatnya tidak mampu mempertahankan ketinggian.
Dikutip dari detikinet, dalam panggilan daruratnya kepada menara kontrol lalu lintas udara (ATC), Kapten Sabharwal mencoba mengendalikan pesawat yang mulai turun dengan cepat. ATC sempat membalas panggilannya, namun tidak pernah lagi terdengar suara dari kokpit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa detik setelah komunikasi terputus, pesawat menghantam bangunan medis di kawasan kampus B.J. Medical College.
Ledakan dan api melalap badan pesawat. Dari total 241 penumpang dan awak, hanya satu orang yang selamat. Vishwashkumar Ramesh, penumpang asal Inggris, yang secara ajaib keluar hidup-hidup dari reruntuhan.
Kapten Sabharwal, 54 tahun, dikenal sebagai pilot berpengalaman dengan lebih dari 18.000 jam terbang. Ia telah menerbangkan berbagai jenis pesawat selama hampir tiga dekade kariernya.
Pihak otoritas India bersama tim penyelidik dari Inggris dan Amerika Serikat kini tengah memeriksa data dari black box-Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR)-yang telah berhasil dievakuasi.
Hasil awal menunjukkan adanya gangguan simultan pada sistem tenaga mesin beberapa saat setelah take-off, namun penyebab pastinya masih dalam tahap analisis.
Tragedi ini juga menimbulkan tekanan besar terhadap Boeing. Ini adalah kecelakaan fatal pertama yang melibatkan model 787 Dreamliner sejak debutnya pada 2011. Regulator India telah memerintahkan pemeriksaan terhadap seluruh armada Boeing 787 di negara itu.
Hingga Sabtu (14/6), jumlah korban tewas telah mencapai 279 orang, termasuk 38 orang di darat. Pemerintah India menjanjikan kompensasi penuh bagi keluarga korban, sementara penyelidikan diperkirakan akan memakan waktu berbulan-bulan.
(err/err)