Berjalan kaki memang dikenal sebagai olahraga ringan yang menyehatkan. Namun, tidak semua orang disarankan untuk melakukannya dalam jarak jauh. Bagi sebagian individu dengan kondisi kesehatan tertentu, berjalan terlalu lama justru bisa memperburuk keadaan tubuh dan memicu komplikasi serius.
Disadur dari detikHealth, jalan kaki dikenal sebagai bentuk olahraga yang sederhana dan hemat biaya, namun dapat membantu menurunkan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan diabetes. Selain itu, berjalan secara rutin juga berperan dalam menjaga berat badan tetap stabil serta memperkuat otot dan tulang.
Meski demikian, berjalan kaki tetap memiliki batas. Menurut dr. Randy Cohn, seorang ahli bedah ortopedi sekaligus dokter olahraga dari Northwell Health, New York, sebenarnya tidak ada batas mutlak terkait jumlah langkah atau jarak maksimal dalam berjalan kaki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan bahwa berjalan dalam jarak jauh bisa memberikan manfaat besar-dari menjaga kesehatan jantung, menurunkan risiko diabetes tipe 2, hingga berpotensi memperpanjang usia.
Hal ini diperkuat oleh sebuah studi tahun 2020 terhadap lebih dari 4.800 orang dewasa di Amerika Serikat, yang menemukan bahwa semakin banyak langkah yang dilakukan seseorang dalam sehari, maka semakin kecil risiko kematian dari berbagai penyebab.
Meskipun kebanyakan dari kita dianjurkan untuk lebih banyak bergerak dan menambah jumlah langkah harian, ternyata ada kelompok orang yang harus berhati-hati agar tidak berjalan terlalu jauh.
Orang dengan masalah jantung dan paru-paru seperti tekanan darah tinggi (hipertensi) dan penyakit jantung perlu ekstra waspada saat berjalan jauh karena aktivitas ini dapat meningkatkan detak jantung, menurut Dr. Cohn. "Jika peningkatan detak jantung bisa membahayakan seseorang, harus sangat berhati-hati dan berkonsultasi dengan tim medis sebelum memulai rencana olahraga," ujarnya.
Masalah otot dan sendi pada kaki juga bisa menjadi alasan untuk membatasi jarak berjalan. "Orang dengan gangguan pada kaki dan tungkai bawah seperti radang sendi lutut perlu berhati-hati agar tidak berjalan terlalu banyak dalam sehari agar tidak memperburuk kondisi tersebut," kata Cohn, dikutip dari Everyday Health.
Penggunaan sepatu jalan yang berkualitas dan pas juga bisa membantu mengurangi risiko nyeri, terutama bagi pengidap radang sendi.
Selain itu, orang dengan penyakit pernapasan seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), serta lansia, juga sebaiknya tidak terlalu memaksakan diri berjalan jauh. "Risiko jatuh adalah kekhawatiran besar pada kelompok lansia, jadi mereka harus menghindari kelelahan berlebih agar tidak terjadi kecelakaan," jelasnya.
Berjalan jauh bisa membuat tubuh terasa segar, meski mungkin akan terasa pegal setelahnya. Namun, aktivitas ini seharusnya tidak menyebabkan cedera akibat penggunaan berlebihan.
"Cedera akibat penggunaan berlebihan terjadi ketika suatu gerakan dilakukan secara berulang-ulang hingga melukai ligamen, tendon, atau otot," jelas April Gatlin, praktisi olahraga bersertifikasi yang berbasis di Chicago.
Bagaimana mengenalinya? Perhatikan tanda-tanda fisik. Jika ada rasa sakit di persendian, tubuh terasa kaku, atau muncul sensasi yang tidak biasa di sendi, kurangi jarak tempuh atau istirahatlah sehari. Konsultasikan ke dokter jika rasa sakit tidak kunjung membaik atau kembali muncul setelah istirahat.
Gejala lain bahwa tubuh terlalu lelah antara lain gangguan tidur, perubahan suasana hati seperti mudah marah atau cemas, serta peningkatan detak jantung saat istirahat. Ini bisa menjadi sinyal bahwa tubuh mengalami stres berlebih dan perlu waktu untuk pulih.
(aau/aau)