Varian Nimbus Teror Negara Tetangga, Kemenkes Sebut Belum Perlu Vaksin Baru

Varian Nimbus Teror Negara Tetangga, Kemenkes Sebut Belum Perlu Vaksin Baru

Averus Kautsar - detikKalimantan
Kamis, 12 Jun 2025 20:00 WIB
Hand in blue medical gloves holding a vaccine vial with Covid 19 Vaccine Booster text, for Coronavirus booster shot.
Ilustrasi vaksin COVID-19. Foto: Getty Images/iStockphoto/SilverV
Balikpapan -

Kementerian Kesehatan RI terus mengupdate perkembangan kenaikan kasus COVID-19 baik di dalam negeri maupun memantau perkembangan di luar negeri. Terbaru, varian NB.1.8.1 atau Nimbus mulai mengkhawatirkan di negara-negara tetangga. Namun, kasusnya belum ditemukan di Indonesia.

Dilansir detikHealth, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan saat ini belum diperlukan vaksin baru untuk menangkal virus varian ini. Diketahui COVID-19 varian Nimbus memiliki kemampuan penyebaran lebih besar, tetapi gejalanya tergolong rendah atau tidak parah.

"Belum (perlu vaksin baru), belum ada regulasi untuk melakukan vaksinasi baru, nanti kita lihat situasinya," kata Dante, Kamis (12/6/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak cuma varian Nimbus, varian-varian baru lainnya juga disebut-sebut lebih menular. Namun, tidak memberikan gejala yang lebih berat. Gejala berat umumnya hanya dialami orang-orang dengan masalah kesehatan penyerta atau komorbid.

Karena itu, kelompok rentan atau komorbid ini disarankan untuk segera periksa ke dokter apabila mengalami gejala COVID-19. Dikhawatirkan masalah kesehatan yang dimiliki akan semakin parah dengan infeksi COVID-19 jika tidak segera ditangani.

"Harus tetap waspada. Kalau ada sakit-sakit, infeksi, cepat berobat ke dokter. Tetap menerapkan 3M (mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker) seperti dulu," kata Dante.

Dia juga berpesan kepada masyarakat untuk tidak terlalu khawatir dan tetap menjalankan protokol kesehatan. Dia memastikan pemerintah akan berupaya melakukan mitigasi sehingga penyebaran virus tidak semakin parah.

"Kemudian tidak terlalu harus khawatir. Karena pemerintah selalu melakukan mitigasi untuk kasus COVID ini. Kalaupun ada yang sakit, terutama risiko tinggi, harap cepat dibawa ke rumah sakit supaya tidak terjadi hal yang fatal," tandasnya.




(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads