Megawati Singgung Ada Perbedaan dengan Fadli Zon

Nasional

Megawati Singgung Ada Perbedaan dengan Fadli Zon

Mulia Budi - detikKalimantan
Minggu, 08 Jun 2025 06:01 WIB
Megawati Soekarnoputri
Foto: Megawati Soekarnoputri (Mulia Budi/detikcom)
Balikpapan -

Sejumlah politisi dan pejabat menghadiri acara pembukaan pameran foto Guntur Soekarnoputra di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Sabtu (7/6/2025). Acara ini bertajuk 'Pameran Foto Gelegar Foto Nusantara 2025: Potret Sejarah dan Kehidupan', terdapat sekitar 550 hasil jepretan Guntur yang ditampilkan dalam pameran ini.

Hadir dalam acara tersebut Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon, Wamendagri Bima Arya, Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Arief Hidayat, dan sejumlah politisi PDIP serta PSI.

Dalam pantauan detikNews, Megawati dalam sambutannya sempat berbicara soal tidak mudah menjadi Indonesia. Mulanya, ia membahas soal TAP MPRS Nomor 33 Tahun 1967.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketika Bung Karno itu dijatuhkan TAP, namanya TAP-nya itu MPRS Nomor 33 Tahun 1967, itu tidak pernah orang mencoba bertanya, kenapa sih TAP itu dijatuhkan? Sepertinya, saya suka bilang, kalau ada nyanyian sunyi sepi sendiri, itu saya pikir ini orang Indonesia lupa bahwa mereka orang Indonesia," kata Megawati dalam sambutannya.

Megawati mengatakan tidak gampang menjadi Indonesia. Menurutnya, sejarah seolah dipotong dan hanya diingat ketika zaman Orde Baru.

"Menjadi Indonesia itu bukannya gampang, tapi sekarang sepertinya sejarah itu hanya dipotong, cap, diturunkan TAP ini, lalu yang namanya sejarah itu hanya ketika zaman Orde Baru," kata Megawati.

"Padahal, kalau ada, saya suka mengatakan, kalau diberi ceramah, memberi ceramah, saya ingin bilang, kalau ada yang tidak setuju, angkat tangan, nama, telepon, nanti ketemuan sama saya, saya bisa menerangkan bahwa ini adalah aliran sejarah yang namanya Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang seharusnya sebagai insan republik ini, tahu apa dan bagaimana sejarah kita," imbuhnya.

Megawati lalu menyapa Fadli Zon yang juga hadir dalam acara ini. Ia berkata kepada Fadli bahwa berbeda itu diperbolehkan, seperti konsep Bhinneka Tunggal Ika.

"Ini kebetulan ada Pak Menteri Kebudayaan, kita boleh berbeda, Bung Karno juga bilang begitu, malah dibuat namanya Bhinneka Tunggal Ika, bermacam-macam, tapi satu jua, tapi jangan, jangan sepertinya, terus ada bagian dari manusia Indonesia, sepertinya dibedakan," ujarnya.

Dia mengatakan semangat pancasilais harus digaungkan dengan lantang dengan ucapan dan tindakan. Dia menyoroti apakah semangat pancasilais hanya dilakukan secara lisan.

"Jadi padahal kita katanya, katanya, kalau saya pasti pancasilais, yang hadir saya tidak tahu, apakah hanya verbal Pancasila, atau memang pancasilais," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di detikNews, baca selengkapnya di sini!




(aau/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads