Ucapan 'Mokondo' di Balik Drama Suami Bunuh Istri di Serang

Ucapan 'Mokondo' di Balik Drama Suami Bunuh Istri di Serang

Arief Ikhsanudin - detikKalimantan
Jumat, 06 Jun 2025 23:00 WIB
Wanita berinisial PS (33) ditemukan tewas terikat di rumahnya di Kota Serang, Banten. Ternyata kasus itu direkayasa suami PS, Wadison Pasaribu (32). (Arief I/detikcom)
Foto: Wanita berinisial PS (33) ditemukan tewas terikat di rumahnya di Kota Serang, Banten. Ternyata kasus itu direkayasa suami PS, Wadison Pasaribu (32). (Arief I/detikcom)
Serang -

Polresta Serang Kota membongkar kasus pembunuhan wanita berinisial PS (33) oleh suaminya sendiri Wadison Pasaribu (32) yang direkayasa seolah-olah menjadi korban perampokan. Terungkap sejumlah motif dari pelaku yang nekat melakukan aksinya.

Dilansir dari detikNews, salah satunya adalah ucapan korban yang membuat emosi pelaku. Selain itu, ada orang ketiga yang diduga menyebabkan hubungan mereka rusak.

Dibilang Mokondo

Kapolresta Serang Kota, Kombes Yudha Satria, mengatakan peristiwa terjadi pada Sabtu (31/5) sekitar pukul 23.00 WIB di rumah korban, Kelurahan Teritih, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Banten.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum terjadi pembunuhan, pelaku dan korban sempat berhubungan intim. Korban lalu minta dipesankan makanan karena merasa lapar, namun pelaku menolak.

Saat itulah korban mengatakan bahwa pelaku 'mokondo' alias tidak modal. Hal ini lantas membuatnya emosi dan gelap mata untuk menghabisi istrinya.

"Korban kemudian mengucapkan kata-kata yang dinilai menyakiti perasaan pelaku. Ia menyebut pelaku hanya mengincar uangnya, dan mengatakan 'mokondo'. Kata itu memicu kemarahan pelaku," kata Yudha dalam konferensi pers di Mapolresta Serang Kota, Kamis (5/6/2025).

Sudah Niat Membunuh

Meski pemicunya adalah ucapan tersebut, rupanya Wadison sudah berencana membunuh istrinya sejak masih berada di Bayah, Lebak, Banten. Polisi mendapatkan informasi ini dari keterangan pelaku sendiri.

"Pembunuhan ini merupakan tindakan yang sudah direncanakan. Pelaku pulang dari Bayah dengan membawa kabel ties yang nantinya digunakan untuk membunuh korban. Ia ingin menjerat istrinya saat tertidur. Ini diperkuat dari keterangan pelaku sendiri," ujar Yudha

Pelaku Mau Kawin Lagi

Motif lainnya, pelaku juga ingin menikah lagi dengan selingkuhannya, yakni R yang tinggal di Bayah, Lebak. Namun jika menikah dengan R dan bercerai secara sah, dia khawatir akan kehilangan hak asuh anaknya.

"Pelaku ingin menikahi wanita lain, tapi ia khawatir hak asuh anak akan jatuh ke istrinya jika mereka hanya bercerai. Karena itu, ia nekat menghabisi nyawa korban agar bisa mengasuh anak mereka sendiri," ungkap Yudha.

Mereka memiliki dua orang anak. Anak pertama berusia tujuh tahun dan anak kedua berusia lima tahun.

Awal Terungkapnya Kasus

Kasus ini pertama kali diketahui saat anak korban berteriak pada Minggu (1/5) dini hari. Tetangga mereka berinisial JA datang ke rumah korban untuk mengecek..

JA lalu masuk ke dalam rumah korban dan mendapati rumah korban sudah dalam kondisi berantakan. JA menemukan korban PS sudah tewas, sementara Wadison ada di dalam karung dalam kondisi terluka.

Polisi kemudian memeriksa Wadison sebagai saksi. Namun keterangannya membuat polisi curiga. Pihak keluarga lalu membujuk Wadison mengakui perbuatannya. Wadison pun akhirnya mengakui telah membunuh istrinya.

Wadison juga mengakui merekayasa peristiwa seakan-akan istrinya tewas akibat kasus perampokan. Wadison lantas ditangkap polisi dan ditahan untuk diproses hukum lebih lanjut.

Rekayasa Perampokan

Yudha menjelaskan pelaku membunuh istrinya dengan mencekik leher korban dengan tangan, namun korban sempat melawan. Untuk meredam perlawanan, Wadison membekap wajah korban menggunakan kelambu dan kemudian menjerat lehernya dengan tali tambang yang terpasang di kelambu kamar.

"Setelah korban tidak bergerak, pelaku menggantungkan tali yang telah melilit leher korban ke teralis jendela, membuat leher korban tergantung. Hasil autopsi menguatkan temuan bekas jeratan di leher," kata Yudha.

Setelah memastikan istrinya meninggal, pelaku lalu membuat skenario seolah-olah rumahnya dirampok. Ia mengikat tangan dan kaki korban dengan kabel ties, lalu menyimpan mayat korban di kamar. Setelah itu, dia merusak pintu belakang, melukai diri, dan masuk ke dalam karung.

"Tangan dan kaki korban diikat dengan kabel plastik, bahwa dibuat seolah-olah terikat kabel ties. Setelah itu, korban membuat rekayasa seolah-olah kejadian pencurian dengan kekerasan yang sebabkan meninggalnya istri dari pelaku," katanya.

Wadison lantas berpura-pura juga menjadi korban perampokan. Dia memukul kepalanya menggunakan ulekan agar dikira dipukul oleh perampok.

"Blencong, membuat seolah-olah rumah dijebol dari belakang-obeng, tang. Ulekan untuk dipakai memukul muka pelaku, seolah dia dipukul oleh kawanan pencuri," ujarnya.

Tak sampai di situ, pelaku pun masuk ke dalam karung dan membuat seolah-olah disekap oleh perampok. Wadison awalnya membuat simpul dengan tali ties di ujung karung. Kemudian, pelaku masuk ke dalam karung dan menarik simpul tersebut hingga tertutup.

Di dalam karung, Wadison mengikat kaki dengan tali tambang, sementara tangannya dengan kabel ties.




(bai/bai)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads