Desa Long Layu, Kecamatan Krayan Selatan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, terancam lumpuh total akibat kerusakan sejumlah infrastruktur yang vital. Landasan Bandara Long Layu rusak parah hingga tidak dapat digunakan, aliran listrik tidak stabil, dan akses jalan darat terhambat.
Berdasarkan surat dari Program Director Yayasan MAF Indonesia, Jeremy Ray Toews tertanggal 30 Mei 2025, maskapai Smart Aviation terpaksa menghentikan penerbangan ke Long Layu karena kondisi landasan yang rusak. Kondisi itu membuat warga setempat kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Demi keselamatan penerbangan, kami menutup sementara lapangan terbang hingga ada perbaikan dan pemeriksaan lebih lanjut dari MAF," tulisnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penutupan bandara juga dibenarkan oleh Camat Krayan Selatan, Oktovianus Ramli, pada Selasa (3/6/2025). "Surat dari MAF kami jadikan rekomendasi mengingat keselamatan penumpang dan warga sekitar," ujarnya.
Oktovianus menyebutkan kerusakan landasan berdampak pada penerbangan domestik tujuan Tarakan, Malinau, dan Nunukan. Pihak kecamatan telah melayangkan surat ke Bupati Nunukan pada 28 Mei 2025 untuk meminta penanganan segera.
"Saat ini perbaikan landasan sedang dikerjakan dengan material yang didanai BPBD Nunukan. Jika selesai dalam minggu ini, minggu depan bandara bisa kembali beroperasi," kata Oktovianus.
Listrik Padam, BBM Sulit Masuk
Selain bandara, kerusakan mesin listrik di Desa Long Layu memperparah kondisi warga di wilayah perbatasan ini. "Petugas lokal belum mampu menangani kerusakan mesin, sehingga kami meminta bantuan dari PLN Nunukan. Namun, kedatangan petugas terhambat karena bandara ditutup," jelas Oktovianus.
Kondisi listrik di Long Layu saat ini tidak stabil, sering kali padam. Warga terpaksa menggunakan alat seadanya untuk kebutuhan rumah tangga. Pasokan bahan bakar minyak (BBM) juga sulit masuk karena akses darat dan udara yang bermasalah.
"Jika listrik terus padam tanpa penanganan, aktivitas di Desa Long Layu bisa lumpuh total," terangnya.
Ia menambahkan warga sudah lama mengalami kondisi tersebut tetapi keluhan mereka kerap tidak didengar. "Jika ada perhatian dari pemerintah, pasti ada tindakan atau perubahan," imbuhnya.
Akses Darat Juga Bermasalah
Selain bandara, akses jalan darat dari Long Layu menuju Lembudud juga dalam kondisi buruk. Oktovianus menyebut ada anggaran untuk perbaikan jalan, tetapi realisasinya bergantung pada kualitas kontraktor.
"Jika kontraktor tidak berkualitas, hasil perbaikan jalan juga tidak maksimal," ujarnya.
Ia mendesak pemerintah untuk segera memperhatikan infrastruktur di Long Layu, terutama bandara. Jika tidak segera ditangani, Desa Long Layu berisiko terisolasi total dari dunia luar.
"Tanpa landasan yang memadai, mobilitas warga akan sangat terganggu," tegasnya.
Warga Long Layu kini hanya bisa berharap agar pemerintah segera bertindak. Perbaikan infrastruktur, baik bandara, jalan, maupun listrik menjadi kebutuhan mendesak untuk mengembalikan aktivitas yang normal.
(sun/des)