Israel berencana melakukan ekspansi permukiman ke Tepi Barat, Palestina. Keputusan tersebut diambil kabinet keamanan Israel dan diumumkan oleh Menteri Keuangan sayap kanan, Bezalel Smotrich, yang juga seorang pemukim, serta Menteri Pertahanan Israel Katz, yang mengawasi pemukiman Yahudi di wilayah Palestina, Kamis (29/5/2025).
Israel Katz menyatakan keputusan pembangunan 22 permukiman Yahudi "memperkuat cengkeraman kita di Yudea dan Samaria", ujarnya merujuk kepada istilah Alkitab untuk wilayah Tepi Barat, dilansir detikNews dari Deu.
Katz menambahkan ekspansi pemukiman di daerah pendudukan "menegaskan hak historis bangsa Yahudi atas Tanah Israel, sekaligus jadi jawaban telak terhadap terorisme Palestina." Menurut dia, pembangunan permukiman merupakan "langkah strategis mencegah pembentukan negara Palestina yang bisa membahayakan Israel."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelompok pengawas anti-permukiman Israel, Peace Now, menyebut langkah tersebut sebagai ekspansi permukiman terbesar sejak Perjanjian Oslo tahun 1993, yang kala itu membuka jalan bagi proses perdamaian. Menurut mereka, pendirian permukiman baru di jantung wilayah pendudukan akan "mengubah wajah Tepi Barat secara dramatis dan memperdalam pendudukan lebih jauh."
Israel telah membangun lebih dari 100 permukiman di Tepi Barat yang kini dihuni sekitar 500.000 warga Israel. Bentuk permukiman Yahudi ini bervariasi, mulai dari pos kecil di atas bukit hingga komunitas lengkap dengan blok apartemen, pusat perbelanjaan, pabrik, dan taman.
Menuai Kritik dan Kecaman
Rencana Israel memicu kritik tajam. Juru bicara kepala PBB Antonio Guterres mengatakan langkah Israel mendorong upaya menuju solusi dua negara "ke arah yang salah". Sementara Menteri Inggris untuk Timur Tengah, Hamish Falconer, mengatakan rencana pemerintahan Benjamin Netanyahu membahayakan "solusi dua negara" dan tidak melindungi Israel.
Artikel selengkapnya bisa di sini.
(trw/trw)