Angka kelahiran di Jepang terus menurun dari tahun ke tahun. Penyebabnya, banyak orang melajang. Pakar riset memprediksi, 695 tahun dari sekarang hanya ada 1 anak di Jepang.
Hiroshi Yoshuda, demikian nama pakar yang memprediksi itu. Dia adalah profesor di Tohoku University's Research Center for Aged Economy and Society. Dia membuat semacam alat ukur real time, memakai data anak tahun ini dan tahun sebelumnya. Juga melacak penurunan yang terjadi.
Hasilnya, dikutip detikInet dari The Independet pada Senin (26/5/2025), jika tren penurunan angka kelahiran tak terhentikan, Jepang hanya akan memiliki satu anak berusia di bawah 14 tahun pada 5 Januari 2720 atau 695 tahun dari sekarang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Angka kelahiran Jepang turun ke rekor terendah 1,20 pada tahun 2023, dengan angka di Tokyo turun di bawah satu. Penurunan ini dikaitkan dengan lebih sedikit pernikahan di mana semakin banyak orang yang tetap melajang.
Jumlah kelahiran di Jepang paruh pertama 2024 turun ke level terendah sejak 1969. Antara Januari dan Juni tahun lalu, Jepang mencatat 350.074 kelahiran, turun 5,7% dari periode yang sama tahun 2023.
Di sisi lain, jumlah kematian melampaui jumlah kelahiran tiap tahun. Akibatnya, total populasi menyusut. Di 2024 Jepang mencatat 1,62 juta kematian, lebih dari dua kali lipat kelahiran.
Pemerintah Jepang mencoba berbagai aksi, termasuk memperluas fasilitas penitipan anak, subsidi perumahan, dan meluncurkan aplikasi kencan untuk mendorong pernikahan dan kelahiran anak.
(trw/trw)