Prosesi kurban yang akan dilakukan saat Idul Adha harus memperhatikan lokasi pemotongan yang sesuai. Pemerintah telah menetapkan standar lokasi pemotongan hewan kurban sesuai syariat yang harus diikuti.
Setiap Idul Adha tiba, semangat berkurban menyebar ke seluruh penjuru negeri. Hewan-hewan kurban disiapkan dengan penuh keikhlasan, namun yang sering kali luput dari perhatian adalah lokasi dan tata cara pemotongan yang sesuai syariat dan aman bagi masyarakat.
Padahal, bukan hanya soal kehalalan, tapi juga kebersihan, kesehatan lingkungan, dan kenyamanan hewan kurban sebelum disembelih. Untuk itulah pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah menetapkan standar lokasi pemotongan hewan kurban yang baik, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 114/Permentan/PD.410/9/2014 tentang Pemotongan Hewan Kurban.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prinsip Dasar: Pisahkan Area Kotor dan Area Bersih
Salah satu prinsip utama dalam lokasi pemotongan hewan kurban yang baik adalah pemisahan area kotor dan area bersih. Area kotor mencakup tempat penampungan hewan dan lokasi penyembelihan, sedangkan area bersih meliputi ruang pencacahan dan pengemasan daging.
Pemilahan ini wajib diberi tirai atau sekat agar tidak terjadi kontaminasi silang antara darah dan kotoran dengan daging yang akan dibagikan kepada masyarakat.
Lokasi atau tempat kerja yang ideal biasanya terdiri dari empat zona berurutan, yaitu:
- Lokasi Penampungan Hewan Kurban (Daerah Kotor)
- Lokasi Pemotongan (Daerah Kotor)
- Lokasi Pencacahan Daging (Daerah Bersih)
- Lokasi Pengemasan Daging (Daerah Bersih)
Tiap zona dipisahkan dengan tirai agar proses berjalan higienis dan sesuai prosedur. Adapun di lokasi atau ruang pemotongan harus bisa dipastikan agar proses penyembelihan tidak terlihat oleh hewan yang belum disembelih.
Pastikan Hewan Tidak Stres
Salah satu hal penting dalam penyembelihan yang sesuai syariat adalah menjaga kesejahteraan hewan (animal welfare). Syariat Islam sangat menekankan agar hewan tidak disiksa atau disakiti sebelum waktunya.
Untuk itu, Dinas Peternakan menyarankan agar:
- Ruang penyembelihan tidak terlihat oleh hewan lain yang belum disembelih.
- Anak-anak dan orang banyak tidak berada di sekitar lokasi pemotongan.
- Proses dilakukan dengan cepat, tepat, dan tenang, agar hewan tidak stres.
Stres pada hewan bukan hanya menyalahi etika penyembelihan, tetapi juga bisa memengaruhi mutu daging kurban. Hewan yang stres bisa mengalami penurunan kadar glikogen dalam otot, peningkatan pH pada daging, dan perubahan ikatan otot sehingga daging menjadi alot, pucat, bahkan berbau tidak sedap.
Akibat Jika Lokasi Pemotongan Tidak Sesuai Standar
Kurban bukan sekadar ritual menyembelih hewan. Di balik itu, ada tanggung jawab besar untuk memastikan daging yang akan dibagikan aman, bersih, dan layak konsumsi. Lokasi pemotongan yang tidak memenuhi standar bisa menyebabkan:
- Kontaminasi bakteri
- Penyebaran penyakit zoonosis (dari hewan ke manusia)
- Bau tak sedap dan pencemaran lingkungan
- Resahnya warga sekitar akibat proses yang tidak tertib
Dengan mengikuti standar pemerintah dan ajaran syariat, kita bisa memastikan bahwa ibadah kurban yang kita lakukan betul-betul membawa berkah, tidak hanya bagi penerima, tapi juga bagi lingkungan.
Gunakan lokasi yang tertata, ikuti alur kerja yang higienis, dan perhatikan kenyamanan hewan kurban. Semoga artikel ini bermanfaat.
(des/des)