Madina Raih Honorable Mention di KOSSMI 2025, Sudah IPA Banget Sejak Balita

Madina Raih Honorable Mention di KOSSMI 2025, Sudah IPA Banget Sejak Balita

Oktavian Balang - detikKalimantan
Selasa, 13 Mei 2025 13:30 WIB
Islamadina Tinom Arsh atau yang akrab disapa Madina, siswi berusia 7 tahun dari SD Indo-Tionghoa Tarakan, Kalimantan Utara, mencetak prestasi gemilang di Kompetisi Sains Siswa Muslim Indonesia (KOSSMI) 2025.
Madina meraih Honorable Mention di KOSSMI 2025/Foto: Istimewa
Tarakan -

Islamadina Tinom Arsh atau yang akrab disapa Madina, siswi berusia 7 tahun dari SD Indo-Tionghoa Tarakan, Kalimantan Utara, mencetak prestasi gemilang di Kompetisi Sains Siswa Muslim Indonesia (KOSSMI) 2025.

Dalam kompetisi yang digelar pada 10-12 Mei 2025 di Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor, Jawa Barat, Madina meraih medali Honorable Mention di bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

KOSSMI 2025 yang diselenggarakan Abak Academy bekerja sama dengan Surya Institute for the Promotion of Science (SIPS), mempertemukan 1.500 pelajar dari berbagai jenjang pendidikan di Indonesia, mulai dari SD/MI, SMP/MTs, hingga SMA/MA.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kompetisi ini menghadirkan berbagai cabang sains dan teknologi, seperti Robotik, IPA, Matematika, Kimia, dan Fisika. Madina yang masih duduk di kelas 1 SD, memilih bidang IPA dan menembus babak final setelah melewati dua tahap penyisihan nasional. Ia menjadi salah satu finalis termuda yang mewakili provinsi Kalimantan Utara.

Kegembiraan Menjadi Finalis Nasional

"Seneeeeeng banget, gak nyangka Madina menjadi perwakilan Kaltara!" ujar Madina dengan penuh semangat saat ditanya tentang perasaannya lolos sebagai finalis nasional.

Meski masih sangat muda, ia menunjukkan keberanian dan ketekunan luar biasa dalam menghadapi tes berbasis kertas (Paper Based Test) yang penuh dengan soal isian dan esai. Madina mengaku soal-soal IPA di KOSSMI cukup menantang.

"Hampir semua soalnya menantang karena banyak soal terbaru yang belum dipelajari," katanya.

Namun, tantangan ini justru memicu rasa ingin tahunya untuk terus mengeksplorasi ilmu sains.

Belajar Mandiri dari Buku dan Ensiklopedia

Karena pelajaran sains di kelas 1 SD masih terbatas, Madina banyak belajar secara mandiri di rumah. "Kalau di sekolah pelajaran sains masih sedikit, jadi Madina banyak belajar di rumah dengan membaca buku-buku sains dan ensiklopedia," ungkapnya.

Kebiasaan ini menjadi fondasi kuat baginya untuk bersaing di tingkat nasional. Dukungan keluarga, khususnya dari ibunda, Shavira M dan ayahnya, sangat berperan dalam kesuksesan Madina.

Menurut orang tua Madina, minat anaknya terhadap sains sudah terlihat sejak dini. "Karena Madina dari kecil suka sains, rasa ingin tahunya yang besar terhadap dunia mendorong kami selaku orang tua untuk mendukungnya dalam mendalami ilmu sains," ujar mereka.

Bahkan sejak usia 3 tahun, Madina sudah sering bertanya tentang fenomena alam, seperti mengapa hujan terjadi atau mengapa kaca mobil berembun. Persiapan Madina untuk kompetisi ini terbilang sederhana.

"Kebetulan ini hal pertama bagi kami, jadi persiapannya dengan seadanya, membelikan buku-buku soal IPA lalu belajar di rumah bersama bundanya," tambah Shavira.

Namun, prestasi ini jelas menunjukkan potensi besar Madina sebagai siswi berbakat. Ketika ditanya tentang inspirasi dan cita-citanya, Madina belum menyebutkan tokoh tertentu yang menginspirasinya. Namun, rasa ingin tahunya terhadap alam semesta menjadi pendorong utama kecintaannya pada sains.

Cita-citanya ke depan juga belum diungkap secara spesifik, tetapi semangatnya dalam belajar menunjukkan ia berpotensi menjadi saintis muda yang membanggakan.

Pesan Madina untuk Teman Sebayanya

Madina berbagi pesan inspiratif untuk teman-teman seusianya yang ingin mengikuti kompetisi sains seperti KOSSMI.

"Jangan takut coba, terus belajar, dan banyakin baca buku sains!" katanya dengan penuh keyakinan.




(sun/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads