Kalimantan memiliki sumber air gambut yang melimpah. Ketersediaan air gambut itu dimanfaatkan oleh dua orang siswa di Kalimantan Tengah sebagai bahan untuk menghasilkan listrik.
Inovasi yang dilakukan dua siswi pelajar di SMA Negeri 2 Sampit, Kotawaringin Timur itu begitu membanggakan. Keduanya berhasil membuat Pembangkit Listrik Tenaga Air Gambut (PLTAG).
Hanya dengan menggunakan peralatan yang sederhana, pelajar bernama Putri Nazwa dan Syarifah Nayla mampu mengubah air gambut menjadi sumber listrik. Prototipe PLTAG itu berupa kotak persegi panjang berisi air gambut, lempengan seng dan tembaga.
Kotak PLTAG itu terdapat lampu sebuah lampu LED bertegangan 12 volt. Lampu LED itu bisa menyala selama 7 hingga 10 hari.
Nazwa mengatakan untuk membuat PLTAG itu hanya memerlukan 2,5 liter air gambut yang dimasukkan dalam kotak. Kemudian membutuhkan perantara tegangan listri menggunakan lempengan seng dan tembaga masing 14 buah.
"Ukurannya dari lempeng seng dan tembaga sekitar 10x10 cm," kata Nazwa di sela-sela pameran inovasi dalam rangkat peringatan Hardiknas di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Jumat (10/5/2025).
Pelajar kelas 11 A IPA itu menyebut air gambut dalam kotak itu bisa menghasilkan tegangan sebesar 16-17 volt dan dapat menghidupkan LED 12 volt.
"Ini bisa bertahan dari seminggu sampai 10 hari," ungkap dia.
Sementara itu, Syarifah mengungkapkan pembangkit listrik model ini sangat berpeluang dikembangkan di Kalimantan. Sebab, sumber daya air gambut begitu melimpah di bumi Borneo.
"Kami menggunakan sumber daya alam Kalimantan yang tersedia melimpah yaitu air gambut. Air gambut di Kalimantan sekitar 414 triliun liter dengan total lahannya 4 juta hektare," ujar Syarifah siswa kelas 11 B jurusan IPA tersebut.
Simak Video "Video: RI Peringkat 2 Cadangan Panas Bumi Dunia, Tapi Baru Terpakai Sedikit"
(mud/mud)