Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Malang sudah mengalokasikan anggaran Cabang Olahraga (Cabor) Binaraga sebesar Rp 61.446.000. Anggaran tersebut untuk menghadapi Pekan Olahraga Propinsi (Porprov) Jawa Timur IX 2025.
"Dari total anggaran sebesar Rp 61.446.000, sebanyak Rp 54 juta untuk pemusatan latihan dan Rp 7.446.000 juta guna keperluan try out," ujar Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Malang M Hidayat kepada wartawan, Jumat (9/5/2025).
Hidayat mengaku, anggaran pemusatan latihan kabupaten (Puslatkab) dicairkan secara bertahap selama tiga bulan yakni April, Mei, dan Juni 2025.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk nilai pencairan variasi mulai dari Rp 1 juta sampai dengan Rp 2 juta per orang.
"Untuk nilainya bervariasi ada yang Rp 1 juta, Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta untuk masing-masing orang. Dengan jumlah total atlet dan pelatih sebanyak 14 orang," bebernya.
Besaran nilai yang diberikan kepada para atlet berkisar antara Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta per bulan, dengan akumulasi nilai antara Rp 3 juta hingga Rp 4,5 juta dalam kurun waktu pencairan tiga bulan.
Adapun khusus pelatih setiap bulannya mendapat Rp 2 juta, sehingga dalam tiga bulan akan memperoleh nominal Rp 6 juta.
Hidayat menambahkan, jika nominal anggaran yang diberikan mengacu pada hasil verifikasi target perolehan medali per atlet yang dilakukan oleh KONI Kabupaten Malang sebagai induk cabor.
"Ini hasil verifikasi dari KONI. Nilainya gak sama disesuaikan dengan target perolehan medali. Kalau emas (nilainya) segini, kalau perak beda lagi," imbuhnya.
Dispora sendiri telah mencairkan dana Puslatkab tahap pertama kepada masing-masing atlet melalui rekening pribadi.
Selanjutnya, Dispora akan mencairkan tahap kedua, disertai dengan surat pertanggungjawaban penggunaan anggaran pencairan tahap pertama.
"Karena ini uang negara Rp 1 pun harus dipertanggungjawabkan," tegasnya.
Sementara terkait anggaran try out bagi cabor binaraga, Hidayat menuturkan pihaknya tengah menunggu kesanggupan dari cabor Persatuan Binaraga dan Fitnes Indonesia (PBFI) Kabupaten Malang untuk menyusun surat pertanggungjawaban (SPJ).
"Kalau untuk anggaran try out, kami menunggu pihak PBFI untuk menyiapkan SPJ," terangnya.
Hidayat mengaku terkejut ketika mendengar para atlet binaraga mengonsumsi ayam tiren. Karena langkah tersebut dilakukan tanpa koordinasi dengan Dispora maupun KONI.
"Kami tidak menyarankan itu (makan ayam tiren) tanpa koordinasi. Jelas sangat berbahaya bagi kesehatan," pungkasnya.
(auh/hil)