Upaya pengelolaan sampah berbasis masyarakat mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Hal ini ditandai dengan peresmian Bank Sampah Asri oleh Bupati Kukar, Edi Damansyah.
Bank sampah tersebut merupakan hasil inisiatif warga yang kemudian diperkuat oleh Pemkab Kukar melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK).
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Jalan Gereja, Kelurahan Bukit Biru, Kecamatan Tenggarong, pada Kamis (8/5). Dalam sambutannya, Bupati Edi menyampaikan apresiasi atas lahirnya inisiatif dari masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ingin menyampaikan terima kasih karena pembentukan Bank Sampah ini muncul dari warga sendiri. Kesadaran ini sangat penting dan menjadi modal utama dalam pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan," ujar Edi, Kamis (8/5/2025).
Menurut Edi, partisipasi sukarela seperti ini menunjukkan adanya kematangan sosial warga dalam menghadapi persoalan lingkungan. Lebih dari sekadar pengelolaan limbah, Edi melihat sampah sebagai peluang ekonomi. Ia menilai jika dikelola dengan benar, sampah bisa memberikan nilai tambah bagi rumah tangga.
"Sampah sekarang bukan hanya masalah, tapi bisa menjadi sumber penghasilan tambahan. Inilah yang perlu kita kembangkan bersama," jelasnya
Bank Sampah Asri telah menerapkan sistem pengambilan sampah langsung dari rumah warga, sebuah pendekatan yang mendapat pujian dari Bupati Edi karena memudahkan masyarakat dalam berpartisipasi. Untuk mendukung operasionalnya, Pemkab Kukar juga menyerahkan motor pengangkut sampah kepada pengelola, sehingga proses penjemputan bisa dilakukan lebih efektif dan efisien.
Tak hanya fokus pada rumah tangga, Edi mendorong agar program ini menyentuh sektor pendidikan. Ia mengajak pengelola untuk bekerja sama dengan sekolah-sekolah, terutama jenjang dasar dan menengah pertama. Anak-anak bisa diajak mengumpulkan sampah plastik dari rumah untuk kemudian ditabung melalui sistem sekolah.
"Tabungan sampah ini nantinya dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan positif di sekolah, termasuk studi wisata dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya," ungkapnya.
Menurut Edi, cara ini bukan hanya meringankan beban orang tua, tetapi juga menanamkan nilai kepedulian terhadap lingkungan sejak usia dini. "Manfaatnya ganda. Ada nilai ekonomis, dan ada sisi pendidikannya juga," tegasnya.
Program Bank Sampah Asri juga sejalan dengan gerakan besar yang diusung Pemkab Kukar, yakni 'One Zero Waste Kukar'. Gerakan ini bertujuan mengubah paradigma masyarakat dalam memandang sampah, dari beban menjadi sumber nilai. Komitmen ini ditopang oleh alokasi anggaran daerah (APBD), penyediaan sarana dan prasarana, serta kolaborasi dengan komunitas dan dunia usaha melalui program CSR.
"Inisiatif seperti Bank Sampah Asri menunjukkan bahwa solusi atas persoalan lingkungan tidak selalu harus berasal dari pemerintah. Ketika masyarakat mampu menunjukkan kepedulian dan inovasi, peran pemerintah menjadi penguat. Bukit Biru kini bukan hanya menjadi kawasan yang bersih, tetapi juga menjadi contoh konkret kolaborasi warga dan pemerintah," tutupnya.
(sun/mud)